Cast
: Ok Taecyeon, Cho Jae Yeon, Nichkhun, Kim Min Jun, Im Yoona, Wooyoung
Genre
: Marriage Life, Sad
“Appa..”
tangan mungil Ji Yeon menggoyang-goyangkan tubuh kekar Taecyeon yang masih
memeluk istrinya
“Appa..
Irrona, kau menyakiti eomma” Taecyeon bangun seketika saat mendengar teriakan
Ji Yeon
“Baby..
wae geure?” Taecyeon panik saat melihat wajah cantik istrinya lebih pucat dari
malam tadi bahkan tarikan nafas Jae Yeon semakin melemah
“appa..
eom..ma… Waeyo .. hiks.. eomma..” Taecyeon tidak mengindahkan isakan Ji Yeon.
Dengan cepat Taecyeon mengambil telpom genggamnya dan menekan nomor yang sudah
sering ia hubungi 3 tahun belakangan ini
“yeob..”
“Hyung..
jebal .. Jae Yeon.. Palli..” Taecyeon memotong ucapan namja disebrang sana
dengan suara yang bergetar menahan tangisnya
“arraso..
aku akan sekana” Namja tersebut langsung memutuskan telpon seketika mendengar
racauan Taecyeon.
#Taecyeon
‘jebal
baby bertahanlah… Nichkhun hyung jebal palli..’ aku terus memohon dalam
kepanikan melihat Istriku pucat pasi seperti mayat itu. Mayat? Ani,, Jae Yeon
belum mati dia hanya tertidur. Yah dia hanya tertidur aku yakin itu.
“eomma..
hiks” astaga Ji Yeon. Aku tersadar dari kepanikanku saat mendengar isakan Ji
Yeon
“oh
Tuhan Ji.. eomma gwencaha.. jangan menangis ne..” oh nichkhun hyung lama
sekali.. aku mengeluh kedatangan Nichkhun hyung sambil menenagkan Ji Yeon
“Taecyeon”
“Hyung..
jebal.. Jae Yeon” Nichkhun hyung mendekati ranjang dan dengan segera memriksa
keadaan Jae Yeon.. berkali-kali Nichkhun hyung menggelengkan kepala lemah ‘oh
Tuhan.. jangan.. jebal’ jeritku dalam hati. Entahlah perasaanku tidak enak.
Rasa takut itu semakin menyelubungi hatiku.
“ahjumma
bawa Ji”
“geunde
appa.. Ji ingin bersama Eomma”
“Ji
jebal.. ikut ahjumma.. Eomma harus istirahat. Jebal” Ji Yeon menurut saat
dibawa keluar lee ahjumma. Dan ku lihat Nichkhun hyung sudah selesai memeriksa
Jae Yeon
“Taecyeon-ah..”
“Wae?
Ada apa dengan ekspresimu itu hyung. Kau jelek sekali” entahlah aku takut
mendengar penjelasan Nichkhu hyung
“jebal..
bawalah Jae Yeon pada kami. Itu lebih baik untuknya”
“apa
maksudmu hyung?” ‘Tuhan…’
“Jae
tidak baik Taecyeon-ah.. kondisinya memburuk.. Jebal, sebelum terlambat”
“apa
maksudmu? Jae Yeon tak akan meninggalkanku hyung” ntahlah aku marah mendengar
ucapan Nichkhun hyung. Beratus kali ku tekankan dalam hati ‘Jae Yeon tak akan
pergi dariku’ yah.. dia akan bangun
“Taecyeon-ah…
jebal. Bawa Jae Yeon kerumah sakit heum”
Nichkhun hyung memegang pundakku seolah menguatkanku. ‘tidak aku tidak ingin
dia kerumah sakit terkutuk itu lagi.
“Taecyeon-ah..”
“arraso..
bawa dia hyung” setelah aku memberikan keputusan pada Nichkhun hyung tak lama
kemudian ambulan datang dan membawa Jae Yeon-ku pergi.
“ayo..
aku tak ingin kau mati dijalan”
“sialan
kau hyung !” ntahlah Nichkhun hyung selalu tahu kondisiku tanpa ku katakana
padanya.
Ooo000000ooo
Taecyeon
berjalan gontai dilorong rumah sakit Seoul Hospital. Dengan berat hati Taecyeon
mengijinkan Nichkhun membawa Jae Yeon untuk dirawat inap. Setelah kejadian 3
tahun lalu Taecyeon baru menginjakan kakinya dirumah sakit ternama Seoul itu
lagi. Bayang-bayang menyakitkan seakan terus berputar dalam ingatan Taecyeon
saat menyusuri rumah sakit itu.
Cklekkk
“Baby..”
Taecyeon memanggil Jae Yeon dengan suara rendah saat ia berada disisi ranjang.
“aku
takut.” suara Taecyeon bergetar perlahan air mata kesakitan itu membasahi wajah
Jae Yeon yang berada dibawah kungkungan Taecyeon
“baby
Jangan tinggalkan aku lagi. Jebal…” Taecyeon menghapus air matanya yang
membasahi wajah pucat Jae Yeon.
“Jebal..
irrona… aku takut hiks.. aku.. aku takut Jae Yeon-ah” Taecyeon semakin terisak saat
mendekap tubuh Jae Yeon yang penuh dengan kabal.
#Flashback
“akhh…
oppa… appoyo..” Jae Yeon berteriak saat
merasakan sakit yang amat pada perut besarnya
“wae…
apa yang sakit..?”
“Jae yeon jebal.. dimana yang sakit” Taecyeon
mendekap tubuh Jae Yeon yang sudah merosot jatuh kelantai dengan gemetaran..
‘Tuhan.. selamatkan istri dan anakku’ do’a Taecyeon disela-sela kepanikannya
membawa Jae Yeon kerumah sakit
“Taecyeon-ah..”
Nichkhun menghampiri Taecyeon yang tergopoh membawa Jae Yeon dalam gendongannya
“Jebal
hyung.. Jae Yeon berdarah.. selamatkan dia” Taecyeon memohon dengan tubuh yang
bergetar hebat saat mengetahui Jae Yeon mengeluarkan darah yang cukup banyak
dan sudah tak sadarkan diri
“bawa
dia keruang oprasi” Taecyeon mengikuti Nichkhun dari belakang menuju ruang
oprasi. Saat Taecyeon ingin memasuki ruangan tersebut ia ditahan oleh suster
“maaf
tua.. anda hanya bisa mengantarkan istri anda sampai sini”
“Hyung
jebal selamatkan Jae Yeon dan anakku” Taecyeon menggenggam tangan Nichkhun
memohon
“aku
akan berusaha semampuku. Berdoalah” Nichkhun melepaskan genggaman tangan
Taecyeon dan memasuki ruang oprasi.
3
jam sudah Taecyeon menunggu Jae Yeon dalam kegelisahan. Berkali-kali Taecyeon
melihat jam mahal yang melingkar ditangannya tetapi Jae Yeon belum juga keluar
dari ruang oprasi itu. ‘Tuhan selamatkan mereka’ bisik Taecyeon dalam hati
untuk kesekian kalinnya
“Taecyeon-ah”
suara Nichkhun berhasil membuat Taecyeon mendongak melihat Nichkhun yang
berdiri didepannya. Seketika matanya melabar dan memancarkan kebahagiaan saat
melihat Nichkhun
“ini..
ini anakku?” Tanya Taecyeon menunjuk bayi yang ada digendongan Nichkhun. Tanpa
kata Taecyeon menerima bayi yang diberikan Nichkhun padanya
“heum..
dia seperti Jae Yeon. cantik” Taecyeon tersenyum mendengar ucapan Nichkhun
‘yah.. dia sangat cantik. Sama sepertimu baby’ Taecyeon menyetujui ucapan
Nichkhun itu.
“ah
ya.. bagaimana Jae Yeon? Apa dia sudah melihatnya? Kaja kita bertemu eomma”
dengan semangat Taecyeon membawa bayinya untuk menemui Jae Yeon. Tapi Taecyeon
menghentikan langkahnya saat berada didepan pintu ruang oprasi saat menyadari Nichkhun
tak juga mengikutinya.
“Wae?
Kenapa kau diam hyung? Kau harus melihatnya juga” Tanya Taecyeon heran
“Taecyeon-ah..”
Nichkhun menghentikan ucapannya dan perlahan melangkah mendekati Taecyeon yang
kini mukanya pucat, seakan menyadari sesuatu tak beres
“Jae
Yeon.. dia kehilangan banyak darah.. Jae Yeon..”
“Wae?
Jae Yeon kenapa?” Taecyeon panik melihat Nichkhun menundukan kepalanya
“Mianhae..
dia koma akibat syok yang dialaminya..” Nichkhun mengambil alih bayi itu dalam
gendongannya saat tatapan Taecyeon kosong seketika mendengar penjelasannya
“kau..
kau bohong hyung.. ani” Taecyeon terus meracau tak jelas sambil menggelengkan
kepala tak percaya mendengar penjelasan Nichkhun. Seketika Taecyeon berlari
memasuki ruang oprasi
“baby
jebal… jangan bercanda” Taecyeon mengguncangkan tubuh ringkih Jae Yeon.
“jebal.. kau belum melihat anak kita baby. Kau belum mendengar penjelasanku baby” Taecyeon terisak dibawah meja oprasi melihat istrinya tak kunjung membuka mata
“jebal.. kau belum melihat anak kita baby. Kau belum mendengar penjelasanku baby” Taecyeon terisak dibawah meja oprasi melihat istrinya tak kunjung membuka mata
“baby
jebal… aku tak pernah menghianatimu.. aku sangat mencintaimu baby” Taecyeon
semakin terisak saat menyadari kesalahannya. Sebenarnya bukan murni
kesalahannya, melainkan kesalapahaman yang diawali ketidak jujuran Taecyeon
pada Jae Yeon. Dan itu membuat namja tersebut sangat merasa bersalah.
“Taecyeon-ah…
Jae Yeon harus segera dipindahkan ke ICU untuk mendapatkan perawatan yang..
Taecyeon-ah.. suster” Nichkhun berteriak saat melihat Taecyeon tak sadarkan
diri
Flashback
and
Setiap
hari Taecyeon selalu menyempatkan diri untuk menemani Jae Yeon yang masih setia
dalam tidurnya. Seminggu pertama dia tak pernah beranjak dari ruang inap Jae
Yeon. Ia takut Jae Yeon akan kecewa jika Jae Yeon bangun tak memukan Taecyeon
disampingnya. Tapi saat Ji Yeon~anaknya mengalami demam, ia tersadar sekarang
Ji Yeon juga membutuhkan Taecyeon disampingnya. Perlahan Taecyeon mulai bisa
menjalankan rutinitasnya seperti biasa bekerja, makan, dan mengurus Ji Yeon.
Sebulan dua bulan hingga 1 tahun Jae Yeon tak kunjung bangun dari komanya.
Akhirnya ia memutuskan untuk merawat Jae Yeon dirumah, karna tidak mungkin
baginya jika ia harus pulang pergi kantor-rumah-rumah sakit tiap hari. Pihak
rumah sakit pernah menyarankan Taecyeon untuk menyerah tapi Taecyeon dengan
kekuasaannya mati-matian mempertahankan Jae Yeon tetap mendapatkan perawatan hingga
ia bangun, dan ia menunjuk Nichkhun sebagai dokter yang bertanggung jawab untuk
merawat istrinya. Ia percaya sahabatnya itu.
Saat
itulah Taecyeon membenci rumah sakit. Bisa-bisanya mengatakan menyerah bahkan
Jae Yeon masih dalam kondisi stabil hanya saja istrinya itu belum membuka
matanya. Karna kejadian itupulalah membuat Taecyeon menjadi namja yang dingin,
arogan, kasar, dan sombong.
“Taecyeon-ah..”
Nichkhun menyentuh pelan pundak Taecyeon yang masih betah menelungkupkan
wajahnya diranjang milik istrinya itu
“oh..
hyung.. selamat pagi baby.. kau cantik” Taecyeon tetap memandang istrinya
dengan tatapan rindu yang menyesakan dada tanpa memperdulikan tatapan Nichkhun
padanya ‘Tuhan aku merindukannya’
“kau
tak ingin aku memeriksanya?” Taecyeon seketika menyadarinya, Jae Yeon lebih
membutuhkan Nichkhun sekarang.
Taecyeon
terus memperhatikan Nichkhun yang sedang memeriksa keadaan Jae Yeon. Sesekali Taecyeon
bernafas lega saat melihat gelagat dokter istrinya itu menunjukan senyum
manisnya, seakan berkata ‘kau baik-baik saja Jae yeon’. Begitulah yang Taecyeon
tangkap dari tingkah Nichkhun.
“bagaimana
keadaanya?”
“dia
semakin baik. Jika dia terus menunjukan perkembangan seperti itu, lusa dia
sudah bisa kembali” Taecyeon melemaskan bahunya saat mendengar ucapan sang
dokter
“kau
dengar baby.. lusa kau akan tidur diranjang hangat kita” Taecyeon tak
memperdulikan Nichkhun lagi sekarang. Bahkan ia lupa mengucapkan terimakasih
pada sahabat plus dokter yang sangat berjasa dalam hidupnya itu. Masa bodoh,
Jae Yeon lebih menarik daripada Nichkhun hyungnya itu. Dengan semangat Taecyeon
beranjak keatas ranjang sang istri dan mendekap erat tubuh Jae Yeon yang masih
terpasang beberapa kabel rumah sakit itu.
“yak..
setidaknya ucapkan terimakasih bodoh !” Taecyeon tak mengindahkan teriakan
hyungnya itu, ia malah semakin menyeruakan hidung mancungnya itu dicekungan
leher Jae Yeon
“yak.
Bangun. Jae Yeon butuh istirahat. Pergilah.. gedung 25 tingkatmu sekarang
membutuhkanmu”
“…”
Ok cukup.
Habis sudah kesabaran Nichkhun. Dengan kaki lebarnya ia mendekati ranjang Jae
Yeon dan
Plak
“yak
appo hyung” Taecyeon mengusap lengannya yang dipukul Nichkhun tadi
“kau
harus bekerja Taecyeon-ah” Taecyeon hanya mendelik tak suka dengan bibir yang
maju kedepan itu. Ck kekanakan
“yak..
aku tak ingin menampung keluargamu jika Jae Yeon bangun dan kau kehilangan
gedung 25 lantaimu itu”
“pergilah..
biar aku yang menjaganya” Taecyeon hanya mengangguk lemah dan perlahan
melangkahkan kakinya kekamar mandi yang ada diruangan itu sambil membawa
bungkusan kantong yang diberikan oleh Nichkhun.
@
Tae Grup
Taecyeon
melangkahkan kakinya kedalam perusahaannya itu dengan langkah angkuhnya. Ia
sudah memasang topengnya saat ia turun dari mobil Audi hitamnya itu. Semua karyawan
yang ia lewati menunduk hormat padanya.
“sajangnim
1 jam lagi rapat akan segara dimulai” ujar sang sekertaris saat Taecyeon hendak
memasuki ruangan kebesarannya
“setengah
jam lagi”
“ne?’
“aku
bilang setengah jam lagi rapat itu sudah mulai” Taecyeon menatap tak suka
sekertarisnya itu. Ck lambat sekali
Wooyeong~sekertas
itu hanya melongo mendengar titah sang CEOnya itu.
‘Gil..
gila.. gila. CEOnya itu gila. Bahkan sekarang baru jam 8 dan sang atasan sudah
merusak moodnya’ dalam hati Wooyeong menyumpahi atasannya itu dengan segala
sumpah serapahnya sambil tetap tangan dan mulutnya berkicau untuk memberitahu
semua kepala diperusahaan itu bahwa rapat dimasujukan. Ck.. CEOnya itu sangat
merepotkan, kalau bukan gajinya yang selangit ia tak ingin bekerja dengan namja
arogan, sombong, dingin, dan semena-mena itu. Bahkan Wooyeong sudah 3 tahun
menjadi sekertarisnya, tapi atasannya itu tak pernah menyebut namanya. Hanya Woi,
Kau, Yak. Ck panggilan yan tak bersahabat piker Wooyeong.
Rapat
laporan pertanggung jawaban tiap bulan dihadiri oleh semua kepala dan manager
yang ada di Tae Grup. Rapat ini membahas semua proker yang sudah dikerjakan
setiap divisi dan profit yang didapatnya selama sebulan mereka jalankan. Rapat
yang biasanya serius kini lebih serius dan menengangkan, karna sang CEO
sepertinya sedang dalam kondisi tidak baik. Terlihat dari air muka atasan
mereka yang lebih dingin dari hari-hari biasanya, seakan ingin memakan mereka
sekarang juga. Dengan hati-hati satu per satu divisi memaparkan hasil kerjanya
berusaha tidak membuat kesalahan sekecil apapun.
Setelah
rapat bulanan Taecyeon disibukan dengan berkas-berkas yang harus ia perksa dan
tanda tangani. Ia tak mengindahkan jam yang sudah menunjukan jam makan siang. Berkas
yang bernialai itu terkadang lebih menarik dari makan siang selama 3 tahun
belakangan ini. Beda cerita saat sebelun kesalahan itu terjadi 3 tahun lalu,
dulu jam makan siang sangat ditunggu-tunggu Taecyeon. Karna di jam makan siang
itu ia bisa bertemu dan memandangi wajah yeoja yang sangat ia cintai, bahkan masakan
yang yeoja itu buat selalu membuat iar liurnya membrontak ingin keluar. Ok sekarang
fikiran sang CEO bukan dengan berkas-berkas jutaan dolarnya lagi, tapi
pikirannya sibuk dengan yeoja yang ia rindukan itu
Flashback
“oppa..”
Taecyeon mengangkat kepalanya dari kertas-kertas yang memusingkan itu saat
mendengar suara lembut nan sedikit manja dari seorang yeoja yang sangat ia
kenal bahkan pikirannya dipenuhi dengan yeoja itu
“kau
melupan makan siangmu lagi” Jae Yoen~yeoja itu mengerucutkan bibirnya saat
kekasihnya itu masih saja bergulat dengan berkas-berkas yang membosankan. Ck dasar
“aku
menunggumu. Tak biasanya kau telat baby” Taecyeon menyudahi pekerjaannya dan
mendekap erat tubuh yeoja mungil didepannya. Ahhh ia merindukan yeoja itu
bahkan ia baru berpisah dengan sang yeoja tadi pagi
“kau
berlebihan oppa… ayo makan.” Taecyeon tanpa perintah dua kali mengikuti Jae
Yeon duduk dikursi yang biasa untuk menerima tamu di ruangannya
“pelan-pelan
oppa..” Taecyeon hanya mengangguk acuh mendengar perkataan Jae Yeon. Masakan yeoja
itu sangat sayang didiamkan terlalu lama
“yak..
oppa.. kau menghabiskannya lagi.. bahkan aku belum makannya” Taecyeon seketika
menghentikan suapan terakhirnya saat mendengar ucapan Jae Yeon
“kau
beleom muakan?”
“Yak..
telan makananmu itu.. kau jorok serakali..” Jae Yeon mengomel melihat Taecyeon
yang berbicara dengan mulut penuh makanan
“kenapa
kau belum makan?” Taecyeon menatao tajam yeoja itu tanpa memperdulikan omelan
Yeoja-nya
“aku
…. Aku.. ingin.. emm?” Taecyeon menunggu kalimat yang akan diucapkan yeoja itu
dengan alis yang terangkat dan tangan didepan dada.. oh.. jangan lupakan sudut
bibirnya yang berkedut geli menahan senyumnya. Ia tahu kalimat apa yang akan
diucapkan yeoja-nya itu
“tertawalah
oppa.. kau sangat jelek seperti itu” ck.. dia tahu apa yang aku mau dan dia tak
merasa bersalah sedikitpun. Dasar menyebalkan
Hahahahah
Taecyeon
tidak bisa menahan tawanya lagi saat melihat yeoja-nya itu semakin memerah..
“hahha..
kau ingin makan bersamaku baby? Aigooo…. Kenapa kau tak bilang dari tadi ho? Sayang
sekali makanannya sudah habis. Kau terlalu lambat baby-ah..”
“sajangnim”
ck sekertaris sialan. Kau menggangguku. Sungut Taecyeon dalam hati dan merubah
air mukanya lebih dingin lagi saat melihat sekertarisnya memasuki ruangan
kebesarannya itu
“ehmmm..
sajangnim ini makan siang anda. Anda harus makan” Taecyeon hanya mengangguk
tanpa minat dan menyuruh sang sekertaris untuk keluar dari ruangnnya. Merepotkan.
Dia bukan anak kecil lagi yang setiap jam makan siang harus diingatkan bahkan
memesankan makanan untuknya. Ck hyung-hyungnya itu berlebihan sekali
Tulllittulllit
“Ji-ah..
waeyo?” Taecyeon mengangkat telponnya yang berbunyi disamping makanannya
“yak..
appa.. kau halus makan. Ji tak ingin mengulusi appa jika appa sakit” Taecyeon
tersenyum mendengar omelan anaknya itu. Ck sama seperti yeojanya ia pasti tak
akan berhenti mengomel jika Taecyeon belum juga memakan makan siangnya
“arraso..
appa akan makan. Kau makanlah”
“ne.
keuno”
setelah
sambungan telpon putus Taecyeon memakan makanannya itu. Ia tak ingin diomeli
lagi oleh hyung-hyungnya nanti.
@Seoul
Hospital
Ckeklek
“hai..
kau belum bangun baby?” Taecyeon mendekati istrinya yang masih berbaring
diranjang itu
“kau
wangi. Mianhae berkas-berkas sialan itu tak mengijinkanku cepat menemuimu”
Taecyeon mendengus dicekungan leher Jae Yeon~tempat favoritnya. Yah.. pekerjaan
yang menumpuk membuat Taecyeon pulang lebih lama apalagi mega proyek akan
segera dibangun. Dengan terpaksa ia menghubungi Lee ahjuma untuk memandikan Jae
Yeon. Ia tak ingin orang lain menyuntuh miliknya, bahkan ia kerapkali
mengepalkan tangannya saat Nichkhun menyentuh kulit Jae Yeon saat memeriksanya
“baby..
bangunlah.. aku merindukanmu” suara bergetar Taecyeon teredam oleh cekungan
leher Jae Yeon
“saengil
chukahamnida.. saengil chukahamnida.. saengil chukahamnida..” Taecyeon mengangkat
kepalanya saat mendengar beberapa orang bernyanyi. Senyum dibibirnya seketika
mengembang saat melihat anaknya membawa kue ulang tahun dan dibelakangnya
terdapat beberapa orang dewas. Nichkhun, dan Lee ahjuma
“selamat
ulang tahun appa” yah.. Taecyeon lupa hari ini hari ulang tahun ke 28 nya. Hari
ke 3 ia melewatkan hari bahagianya tanpa sang istri
“gomawo
Ji..” Taecyeon mensejajarkan tingginya dengan sang anak dan membelai lembut
pipi chuby Ji Yeon
“make
a wish appa”
Taecyeon
memecamkan matanya dan dalam hati ia berdo’a
‘Tuha…
aku menyayangi Jae Yeon dan anakku. Tuhan.. aku merindukan istriku, aku mohon
jangan kau bawa pergi istriku.. tidak.. aku tak ingin berpisah dengannya
Tuhan.. ijinkan kami bersama hingga kepala kami memutih. Ijinkan Jae Yeon
melihat anak kami tumbuh menjadi yeoja yang cantik dan manis. Ijinkan anakku
merasakan hangatnya Jae Yeon. Aku merindukannya Tuhan. Sangat. Maafkan aku..
ijinkan aku membahagiakannya lagi Tuhan.. ijinkan Jae Yeon membuka matanya
Tuhan.. aku mohon’ tanpa Taecyeon sadari air matanya merembas keluar dari mata
tajam yang ia tutup itu. Jae Yeon, Lee ahjuma, Nichkhun mati-matian menahan air
mata merak – mereka tahu apa yang namja itu panjatkan dalam do’a
“kau
terlalu lama berdo’a Taecyeon-ah.. lihatlah lilin itu mencair” Nichkhun
menghentikan do’a memilukan Taecyeon. Tidak. dia bukan bermaksud menghentikan
Taecyeon untuk berdo’a, dia tak bisa melihat sahabatnya itu semakin menderita
“ne..
cepatlah potong kuenya appa.. Ji lapal” Taecyeon tersenyum dan memotong kue
yang Ji Yeon bawa.
“appa..
aaa” Jae Yeon menyodorkan sepotong kue yang ia dapatkan dari sang appa
“Ji..
kau membeli kue ini dimana?” Taecyeon mengerutkan alisnya setelah memakan kue
yang disodorkan Ji Yeon padanya
“asin”
lanjutnya lagi, membuat Nichkhun dan Lee ahjuma ikut memakan kue yang mereka
terima
“kue
eomma mu lebih manis. Aku ingin kuenya”
‘ck.
Bagaimana kue itu tidak asin Taecyeon-ah. Kau memakan kue itu dengan air matamu
juga’ prihatin Nichkhun melihat Taecyeon yang tetap memakan kue itu dengan air
mata yang semakin deras
“aku
merindukannya Ji. Aku merindukan Jae Yeon. Istriku..Tuhan aku merindukannya. Sangat”
Ji
Yeon sudah larut dalam tangisnya melihat appanya menanis seperti itu. Sedangkan
Nichkhun dan Lee ahjuma keluar dari ruangan yang menyesakan hati itu
“baby..
aku mohon bangunlah.. kue itu tidak enak.. bengunlah Jae.. maafkan aku. Aku mohon..hiks
hiks maafkan aku.. jebalyo..”
“appa..”
Ji Yeon mendekap tubuh besar appanya yang bergetar hebat
“Ji
maafkan appa. Ini semua salah appa. Eomma marah dengan appa.. appa ingin eomma
bangun ji,,, appa mohon.. bangunkan dia..” tanpa mereka sadari sudut mata indah
yang terpejam itu mengeluarkan setetes air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar