Kamis, 14 Juli 2016

Week Up Baby (part 2)




Cast : Ok Taecyeon, Cho Jae Yeon, Nichkhun, Kim Min Jun, Im Yoona, Wooyoung
Genre : Marriage Life, Sad






“Appa..” tangan mungil Ji Yeon menggoyang-goyangkan tubuh kekar Taecyeon yang masih memeluk istrinya
“Appa.. Irrona, kau menyakiti eomma” Taecyeon bangun seketika saat mendengar teriakan Ji Yeon
“Baby.. wae geure?” Taecyeon panik saat melihat wajah cantik istrinya lebih pucat dari malam tadi bahkan tarikan nafas Jae Yeon semakin melemah
“appa.. eom..ma… Waeyo .. hiks.. eomma..” Taecyeon tidak mengindahkan isakan Ji Yeon. Dengan cepat Taecyeon mengambil telpom genggamnya dan menekan nomor yang sudah sering ia hubungi 3 tahun belakangan ini
“yeob..”
“Hyung.. jebal .. Jae Yeon.. Palli..” Taecyeon memotong ucapan namja disebrang sana dengan suara yang bergetar menahan tangisnya
“arraso.. aku akan sekana” Namja tersebut langsung memutuskan telpon seketika mendengar racauan Taecyeon.

#Taecyeon
‘jebal baby bertahanlah… Nichkhun hyung jebal palli..’ aku terus memohon dalam kepanikan melihat Istriku pucat pasi seperti mayat itu. Mayat? Ani,, Jae Yeon belum mati dia hanya tertidur. Yah dia hanya tertidur aku yakin itu.
“eomma.. hiks” astaga Ji Yeon. Aku tersadar dari kepanikanku saat mendengar isakan Ji Yeon
“oh Tuhan Ji.. eomma gwencaha.. jangan menangis ne..” oh nichkhun hyung lama sekali.. aku mengeluh kedatangan Nichkhun hyung sambil menenagkan Ji Yeon
“Taecyeon”
“Hyung.. jebal.. Jae Yeon” Nichkhun hyung mendekati ranjang dan dengan segera memriksa keadaan Jae Yeon.. berkali-kali Nichkhun hyung menggelengkan kepala lemah ‘oh Tuhan.. jangan.. jebal’ jeritku dalam hati. Entahlah perasaanku tidak enak. Rasa takut itu semakin menyelubungi hatiku.
“ahjumma bawa Ji”
“geunde appa.. Ji ingin bersama Eomma”
“Ji jebal.. ikut ahjumma.. Eomma harus istirahat. Jebal” Ji Yeon menurut saat dibawa keluar lee ahjumma. Dan ku lihat Nichkhun hyung sudah selesai memeriksa Jae Yeon
“Taecyeon-ah..”
“Wae? Ada apa dengan ekspresimu itu hyung. Kau jelek sekali” entahlah aku takut mendengar penjelasan Nichkhu hyung
“jebal.. bawalah Jae Yeon pada kami. Itu lebih baik untuknya”
“apa maksudmu hyung?” ‘Tuhan…’
“Jae tidak baik Taecyeon-ah.. kondisinya memburuk.. Jebal, sebelum terlambat”
“apa maksudmu? Jae Yeon tak akan meninggalkanku hyung” ntahlah aku marah mendengar ucapan Nichkhun hyung. Beratus kali ku tekankan dalam hati ‘Jae Yeon tak akan pergi dariku’ yah.. dia akan bangun
“Taecyeon-ah… jebal.  Bawa Jae Yeon kerumah sakit heum” Nichkhun hyung memegang pundakku seolah menguatkanku. ‘tidak aku tidak ingin dia kerumah sakit terkutuk itu lagi.
“Taecyeon-ah..”
“arraso.. bawa dia hyung” setelah aku memberikan keputusan pada Nichkhun hyung tak lama kemudian ambulan datang dan membawa Jae Yeon-ku pergi.
“ayo.. aku tak ingin kau mati dijalan”
“sialan kau hyung !” ntahlah Nichkhun hyung selalu tahu kondisiku tanpa ku katakana padanya.


Ooo000000ooo
Taecyeon berjalan gontai dilorong rumah sakit Seoul Hospital. Dengan berat hati Taecyeon mengijinkan Nichkhun membawa Jae Yeon untuk dirawat inap. Setelah kejadian 3 tahun lalu Taecyeon baru menginjakan kakinya dirumah sakit ternama Seoul itu lagi. Bayang-bayang menyakitkan seakan terus berputar dalam ingatan Taecyeon saat menyusuri rumah sakit itu.
Cklekkk
“Baby..” Taecyeon memanggil Jae Yeon dengan suara rendah saat ia berada disisi ranjang.
“aku takut.” suara Taecyeon bergetar perlahan air mata kesakitan itu membasahi wajah Jae Yeon yang berada dibawah kungkungan Taecyeon
“baby Jangan tinggalkan aku lagi. Jebal…” Taecyeon menghapus air matanya yang membasahi wajah pucat Jae Yeon.
“Jebal.. irrona… aku takut hiks.. aku.. aku takut Jae Yeon-ah” Taecyeon semakin terisak saat mendekap tubuh Jae Yeon yang penuh dengan kabal.
#Flashback
“akhh… oppa… appoyo..” Jae Yeon  berteriak saat merasakan sakit yang amat pada perut besarnya
“wae… apa yang sakit..?”
 “Jae yeon jebal.. dimana yang sakit” Taecyeon mendekap tubuh Jae Yeon yang sudah merosot jatuh kelantai dengan gemetaran.. ‘Tuhan.. selamatkan istri dan anakku’ do’a Taecyeon disela-sela kepanikannya membawa Jae Yeon kerumah sakit
“Taecyeon-ah..” Nichkhun menghampiri Taecyeon yang tergopoh membawa Jae Yeon dalam gendongannya
“Jebal hyung.. Jae Yeon berdarah.. selamatkan dia” Taecyeon memohon dengan tubuh yang bergetar hebat saat mengetahui Jae Yeon mengeluarkan darah yang cukup banyak dan sudah tak sadarkan diri
“bawa dia keruang oprasi” Taecyeon mengikuti Nichkhun dari belakang menuju ruang oprasi. Saat Taecyeon ingin memasuki ruangan tersebut ia ditahan oleh suster
“maaf tua.. anda hanya bisa mengantarkan istri anda sampai sini”
“Hyung jebal selamatkan Jae Yeon dan anakku” Taecyeon menggenggam tangan Nichkhun memohon
“aku akan berusaha semampuku. Berdoalah” Nichkhun melepaskan genggaman tangan Taecyeon dan memasuki ruang oprasi.

3 jam sudah Taecyeon menunggu Jae Yeon dalam kegelisahan. Berkali-kali Taecyeon melihat jam mahal yang melingkar ditangannya tetapi Jae Yeon belum juga keluar dari ruang oprasi itu. ‘Tuhan selamatkan mereka’ bisik Taecyeon dalam hati untuk kesekian kalinnya
“Taecyeon-ah” suara Nichkhun berhasil membuat Taecyeon mendongak melihat Nichkhun yang berdiri didepannya. Seketika matanya melabar dan memancarkan kebahagiaan saat melihat Nichkhun
“ini.. ini anakku?” Tanya Taecyeon menunjuk bayi yang ada digendongan Nichkhun. Tanpa kata Taecyeon menerima bayi yang diberikan Nichkhun padanya
“heum.. dia seperti Jae Yeon. cantik” Taecyeon tersenyum mendengar ucapan Nichkhun ‘yah.. dia sangat cantik. Sama sepertimu baby’ Taecyeon menyetujui ucapan Nichkhun itu.
“ah ya.. bagaimana Jae Yeon? Apa dia sudah melihatnya? Kaja kita bertemu eomma” dengan semangat Taecyeon membawa bayinya untuk menemui Jae Yeon. Tapi Taecyeon menghentikan langkahnya saat berada didepan pintu ruang oprasi saat menyadari Nichkhun tak juga mengikutinya.
“Wae? Kenapa kau diam hyung? Kau harus melihatnya juga” Tanya Taecyeon heran
“Taecyeon-ah..” Nichkhun menghentikan ucapannya dan perlahan melangkah mendekati Taecyeon yang kini mukanya pucat, seakan menyadari sesuatu tak beres
“Jae Yeon.. dia kehilangan banyak darah.. Jae Yeon..”
“Wae? Jae Yeon kenapa?” Taecyeon panik melihat Nichkhun menundukan kepalanya
“Mianhae.. dia koma akibat syok yang dialaminya..” Nichkhun mengambil alih bayi itu dalam gendongannya saat tatapan Taecyeon kosong seketika mendengar penjelasannya
“kau.. kau bohong hyung.. ani” Taecyeon terus meracau tak jelas sambil menggelengkan kepala tak percaya mendengar penjelasan Nichkhun. Seketika Taecyeon berlari memasuki ruang oprasi
“baby jebal… jangan bercanda” Taecyeon mengguncangkan tubuh ringkih Jae Yeon.
“jebal.. kau belum melihat anak kita baby. Kau belum mendengar penjelasanku baby” Taecyeon terisak dibawah meja oprasi melihat istrinya tak kunjung membuka mata
“baby jebal… aku tak pernah menghianatimu.. aku sangat mencintaimu baby” Taecyeon semakin terisak saat menyadari kesalahannya. Sebenarnya bukan murni kesalahannya, melainkan kesalapahaman yang diawali ketidak jujuran Taecyeon pada Jae Yeon. Dan itu membuat namja tersebut sangat merasa bersalah.
“Taecyeon-ah… Jae Yeon harus segera dipindahkan ke ICU untuk mendapatkan perawatan yang.. Taecyeon-ah.. suster” Nichkhun berteriak saat melihat Taecyeon tak sadarkan diri
Flashback and

Setiap hari Taecyeon selalu menyempatkan diri untuk menemani Jae Yeon yang masih setia dalam tidurnya. Seminggu pertama dia tak pernah beranjak dari ruang inap Jae Yeon. Ia takut Jae Yeon akan kecewa jika Jae Yeon bangun tak memukan Taecyeon disampingnya. Tapi saat Ji Yeon~anaknya mengalami demam, ia tersadar sekarang Ji Yeon juga membutuhkan Taecyeon disampingnya. Perlahan Taecyeon mulai bisa menjalankan rutinitasnya seperti biasa bekerja, makan, dan mengurus Ji Yeon. Sebulan dua bulan hingga 1 tahun Jae Yeon tak kunjung bangun dari komanya. Akhirnya ia memutuskan untuk merawat Jae Yeon dirumah, karna tidak mungkin baginya jika ia harus pulang pergi kantor-rumah-rumah sakit tiap hari. Pihak rumah sakit pernah menyarankan Taecyeon untuk menyerah tapi Taecyeon dengan kekuasaannya mati-matian mempertahankan Jae Yeon tetap mendapatkan perawatan hingga ia bangun, dan ia menunjuk Nichkhun sebagai dokter yang bertanggung jawab untuk merawat istrinya. Ia percaya sahabatnya itu.
Saat itulah Taecyeon membenci rumah sakit. Bisa-bisanya mengatakan menyerah bahkan Jae Yeon masih dalam kondisi stabil hanya saja istrinya itu belum membuka matanya. Karna kejadian itupulalah membuat Taecyeon menjadi namja yang dingin, arogan, kasar, dan sombong.

“Taecyeon-ah..” Nichkhun menyentuh pelan pundak Taecyeon yang masih betah menelungkupkan wajahnya diranjang milik istrinya itu
“oh.. hyung.. selamat pagi baby.. kau cantik” Taecyeon tetap memandang istrinya dengan tatapan rindu yang menyesakan dada tanpa memperdulikan tatapan Nichkhun padanya ‘Tuhan aku merindukannya’
“kau tak ingin aku memeriksanya?” Taecyeon seketika menyadarinya, Jae Yeon lebih membutuhkan Nichkhun sekarang.

Taecyeon terus memperhatikan Nichkhun yang sedang memeriksa keadaan Jae Yeon. Sesekali Taecyeon bernafas lega saat melihat gelagat dokter istrinya itu menunjukan senyum manisnya, seakan berkata ‘kau baik-baik saja Jae yeon’. Begitulah yang Taecyeon tangkap dari tingkah Nichkhun.
“bagaimana keadaanya?”
“dia semakin baik. Jika dia terus menunjukan perkembangan seperti itu, lusa dia sudah bisa kembali” Taecyeon melemaskan bahunya saat mendengar ucapan sang dokter
“kau dengar baby.. lusa kau akan tidur diranjang hangat kita” Taecyeon tak memperdulikan Nichkhun lagi sekarang. Bahkan ia lupa mengucapkan terimakasih pada sahabat plus dokter yang sangat berjasa dalam hidupnya itu. Masa bodoh, Jae Yeon lebih menarik daripada Nichkhun hyungnya itu. Dengan semangat Taecyeon beranjak keatas ranjang sang istri dan mendekap erat tubuh Jae Yeon yang masih terpasang beberapa kabel rumah sakit itu.
“yak.. setidaknya ucapkan terimakasih bodoh !” Taecyeon tak mengindahkan teriakan hyungnya itu, ia malah semakin menyeruakan hidung mancungnya itu dicekungan leher Jae Yeon
“yak. Bangun. Jae Yeon butuh istirahat. Pergilah.. gedung 25 tingkatmu sekarang membutuhkanmu”
“…”
Ok cukup. Habis sudah kesabaran Nichkhun. Dengan kaki lebarnya ia mendekati ranjang Jae Yeon dan
Plak
“yak appo hyung” Taecyeon mengusap lengannya yang dipukul Nichkhun tadi
“kau harus bekerja Taecyeon-ah” Taecyeon hanya mendelik tak suka dengan bibir yang maju kedepan itu. Ck kekanakan
“yak.. aku tak ingin menampung keluargamu jika Jae Yeon bangun dan kau kehilangan gedung 25 lantaimu itu”
“pergilah.. biar aku yang menjaganya” Taecyeon hanya mengangguk lemah dan perlahan melangkahkan kakinya kekamar mandi yang ada diruangan itu sambil membawa bungkusan kantong yang diberikan oleh Nichkhun.

@ Tae Grup
Taecyeon melangkahkan kakinya kedalam perusahaannya itu dengan langkah angkuhnya. Ia sudah memasang topengnya saat ia turun dari mobil Audi hitamnya itu. Semua karyawan yang ia lewati menunduk hormat padanya.
“sajangnim 1 jam lagi rapat akan segara dimulai” ujar sang sekertaris saat Taecyeon hendak memasuki ruangan kebesarannya
“setengah jam lagi”
“ne?’
“aku bilang setengah jam lagi rapat itu sudah mulai” Taecyeon menatap tak suka sekertarisnya itu. Ck lambat sekali
Wooyeong~sekertas itu hanya melongo mendengar titah sang CEOnya itu.
‘Gil.. gila.. gila. CEOnya itu gila. Bahkan sekarang baru jam 8 dan sang atasan sudah merusak moodnya’ dalam hati Wooyeong menyumpahi atasannya itu dengan segala sumpah serapahnya sambil tetap tangan dan mulutnya berkicau untuk memberitahu semua kepala diperusahaan itu bahwa rapat dimasujukan. Ck.. CEOnya itu sangat merepotkan, kalau bukan gajinya yang selangit ia tak ingin bekerja dengan namja arogan, sombong, dingin, dan semena-mena itu. Bahkan Wooyeong sudah 3 tahun menjadi sekertarisnya, tapi atasannya itu tak pernah menyebut namanya. Hanya Woi, Kau, Yak. Ck panggilan yan tak bersahabat piker Wooyeong.

Rapat laporan pertanggung jawaban tiap bulan dihadiri oleh semua kepala dan manager yang ada di Tae Grup. Rapat ini membahas semua proker yang sudah dikerjakan setiap divisi dan profit yang didapatnya selama sebulan mereka jalankan. Rapat yang biasanya serius kini lebih serius dan menengangkan, karna sang CEO sepertinya sedang dalam kondisi tidak baik. Terlihat dari air muka atasan mereka yang lebih dingin dari hari-hari biasanya, seakan ingin memakan mereka sekarang juga. Dengan hati-hati satu per satu divisi memaparkan hasil kerjanya berusaha tidak membuat kesalahan sekecil apapun.

Setelah rapat bulanan Taecyeon disibukan dengan berkas-berkas yang harus ia perksa dan tanda tangani. Ia tak mengindahkan jam yang sudah menunjukan jam makan siang. Berkas yang bernialai itu terkadang lebih menarik dari makan siang selama 3 tahun belakangan ini. Beda cerita saat sebelun kesalahan itu terjadi 3 tahun lalu, dulu jam makan siang sangat ditunggu-tunggu Taecyeon. Karna di jam makan siang itu ia bisa bertemu dan memandangi wajah yeoja yang sangat ia cintai, bahkan masakan yang yeoja itu buat selalu membuat iar liurnya membrontak ingin keluar. Ok sekarang fikiran sang CEO bukan dengan berkas-berkas jutaan dolarnya lagi, tapi pikirannya sibuk dengan yeoja yang ia rindukan itu
Flashback
“oppa..” Taecyeon mengangkat kepalanya dari kertas-kertas yang memusingkan itu saat mendengar suara lembut nan sedikit manja dari seorang yeoja yang sangat ia kenal bahkan pikirannya dipenuhi dengan yeoja itu
“kau melupan makan siangmu lagi” Jae Yoen~yeoja itu mengerucutkan bibirnya saat kekasihnya itu masih saja bergulat dengan berkas-berkas yang membosankan. Ck dasar
“aku menunggumu. Tak biasanya kau telat baby” Taecyeon menyudahi pekerjaannya dan mendekap erat tubuh yeoja mungil didepannya. Ahhh ia merindukan yeoja itu bahkan ia baru berpisah dengan sang yeoja tadi pagi
“kau berlebihan oppa… ayo makan.” Taecyeon tanpa perintah dua kali mengikuti Jae Yeon duduk dikursi yang biasa untuk menerima tamu di ruangannya
“pelan-pelan oppa..” Taecyeon hanya mengangguk acuh mendengar perkataan Jae Yeon. Masakan yeoja itu sangat sayang didiamkan terlalu lama
“yak.. oppa.. kau menghabiskannya lagi.. bahkan aku belum makannya” Taecyeon seketika menghentikan suapan terakhirnya saat mendengar ucapan Jae Yeon
“kau beleom muakan?”
“Yak.. telan makananmu itu.. kau jorok serakali..” Jae Yeon mengomel melihat Taecyeon yang berbicara dengan mulut penuh makanan
“kenapa kau belum makan?” Taecyeon menatao tajam yeoja itu tanpa memperdulikan omelan Yeoja-nya
“aku …. Aku.. ingin.. emm?” Taecyeon menunggu kalimat yang akan diucapkan yeoja itu dengan alis yang terangkat dan tangan didepan dada.. oh.. jangan lupakan sudut bibirnya yang berkedut geli menahan senyumnya. Ia tahu kalimat apa yang akan diucapkan yeoja-nya itu
“tertawalah oppa.. kau sangat jelek seperti itu” ck.. dia tahu apa yang aku mau dan dia tak merasa bersalah sedikitpun. Dasar menyebalkan
Hahahahah
Taecyeon tidak bisa menahan tawanya lagi saat melihat yeoja-nya itu semakin memerah..
“hahha.. kau ingin makan bersamaku baby? Aigooo…. Kenapa kau tak bilang dari tadi ho? Sayang sekali makanannya sudah habis. Kau terlalu lambat baby-ah..”

“sajangnim” ck sekertaris sialan. Kau menggangguku. Sungut Taecyeon dalam hati dan merubah air mukanya lebih dingin lagi saat melihat sekertarisnya memasuki ruangan kebesarannya itu
“ehmmm.. sajangnim ini makan siang anda. Anda harus makan” Taecyeon hanya mengangguk tanpa minat dan menyuruh sang sekertaris untuk keluar dari ruangnnya. Merepotkan. Dia bukan anak kecil lagi yang setiap jam makan siang harus diingatkan bahkan memesankan makanan untuknya. Ck hyung-hyungnya itu berlebihan sekali

Tulllittulllit
“Ji-ah.. waeyo?” Taecyeon mengangkat telponnya yang berbunyi disamping makanannya
“yak.. appa.. kau halus makan. Ji tak ingin mengulusi appa jika appa sakit” Taecyeon tersenyum mendengar omelan anaknya itu. Ck sama seperti yeojanya ia pasti tak akan berhenti mengomel jika Taecyeon belum juga memakan makan siangnya
“arraso.. appa akan makan. Kau makanlah”
“ne. keuno”
setelah sambungan telpon putus Taecyeon memakan makanannya itu. Ia tak ingin diomeli lagi oleh hyung-hyungnya nanti.

@Seoul Hospital
Ckeklek
“hai.. kau belum bangun baby?” Taecyeon mendekati istrinya yang masih berbaring diranjang itu
“kau wangi. Mianhae berkas-berkas sialan itu tak mengijinkanku cepat menemuimu” Taecyeon mendengus dicekungan leher Jae Yeon~tempat favoritnya. Yah.. pekerjaan yang menumpuk membuat Taecyeon pulang lebih lama apalagi mega proyek akan segera dibangun. Dengan terpaksa ia menghubungi Lee ahjuma untuk memandikan Jae Yeon. Ia tak ingin orang lain menyuntuh miliknya, bahkan ia kerapkali mengepalkan tangannya saat Nichkhun menyentuh kulit Jae Yeon saat memeriksanya
“baby.. bangunlah.. aku merindukanmu” suara bergetar Taecyeon teredam oleh cekungan leher  Jae Yeon
“saengil chukahamnida.. saengil chukahamnida.. saengil chukahamnida..” Taecyeon mengangkat kepalanya saat mendengar beberapa orang bernyanyi. Senyum dibibirnya seketika mengembang saat melihat anaknya membawa kue ulang tahun dan dibelakangnya terdapat beberapa orang dewas. Nichkhun, dan Lee ahjuma
“selamat ulang tahun appa” yah.. Taecyeon lupa hari ini hari ulang tahun ke 28 nya. Hari ke 3 ia melewatkan hari bahagianya tanpa sang istri
“gomawo Ji..” Taecyeon mensejajarkan tingginya dengan sang anak dan membelai lembut pipi chuby Ji Yeon
“make a wish appa”
Taecyeon memecamkan matanya dan dalam hati ia berdo’a
‘Tuha… aku menyayangi Jae Yeon dan anakku. Tuhan.. aku merindukan istriku, aku mohon jangan kau bawa pergi istriku.. tidak.. aku tak ingin berpisah dengannya Tuhan.. ijinkan kami bersama hingga kepala kami memutih. Ijinkan Jae Yeon melihat anak kami tumbuh menjadi yeoja yang cantik dan manis. Ijinkan anakku merasakan hangatnya Jae Yeon. Aku merindukannya Tuhan. Sangat. Maafkan aku.. ijinkan aku membahagiakannya lagi Tuhan.. ijinkan Jae Yeon membuka matanya Tuhan.. aku mohon’ tanpa Taecyeon sadari air matanya merembas keluar dari mata tajam yang ia tutup itu. Jae Yeon, Lee ahjuma, Nichkhun mati-matian menahan air mata merak – mereka tahu apa yang namja itu panjatkan dalam do’a
“kau terlalu lama berdo’a Taecyeon-ah.. lihatlah lilin itu mencair” Nichkhun menghentikan do’a memilukan Taecyeon. Tidak. dia bukan bermaksud menghentikan Taecyeon untuk berdo’a, dia tak bisa melihat sahabatnya itu semakin menderita
“ne.. cepatlah potong kuenya appa.. Ji lapal” Taecyeon tersenyum dan memotong kue yang Ji Yeon bawa.
“appa.. aaa” Jae Yeon menyodorkan sepotong kue yang ia dapatkan dari sang appa
“Ji.. kau membeli kue ini dimana?” Taecyeon mengerutkan alisnya setelah memakan kue yang disodorkan Ji Yeon padanya
“asin” lanjutnya lagi, membuat Nichkhun dan Lee ahjuma ikut memakan kue yang mereka terima
“kue eomma mu lebih manis. Aku ingin kuenya”
‘ck. Bagaimana kue itu tidak asin Taecyeon-ah. Kau memakan kue itu dengan air matamu juga’ prihatin Nichkhun melihat Taecyeon yang tetap memakan kue itu dengan air mata yang semakin deras
“aku merindukannya Ji. Aku merindukan Jae Yeon. Istriku..Tuhan aku merindukannya. Sangat”
Ji Yeon sudah larut dalam tangisnya melihat appanya menanis seperti itu. Sedangkan Nichkhun dan Lee ahjuma keluar dari ruangan yang menyesakan hati itu
“baby.. aku mohon bangunlah.. kue itu tidak enak.. bengunlah Jae.. maafkan aku. Aku mohon..hiks hiks maafkan aku.. jebalyo..”
“appa..” Ji Yeon mendekap tubuh besar appanya yang bergetar hebat
“Ji maafkan appa. Ini semua salah appa. Eomma marah dengan appa.. appa ingin eomma bangun ji,,, appa mohon.. bangunkan dia..” tanpa mereka sadari sudut mata indah yang terpejam itu mengeluarkan setetes air

Tidak ada komentar: