THE LAST
CAST : Hwang Chansung
Cho
Jae Yoen (Oc)
Hwang
Ji Yeon
Ok Taecyeon
Kim
Mari
Lee
Junho
Genre : Romence, Sad
Malam
semakin larut, jalanan semakin sepi, Hwang Chansung pengusaha muda dari CS
Group ini melajukan mobil hitamnya menuju kawasan apartemen elit yang sudah 10
tahun ini sering ia kunjungi
titt titt
“oh.. Chansung-ah.. ayo
masuk,, “ setelah pintu terbuka Chansung melangkahkan kakinya ke dalam
apartemen itu
“sudah tidur?”
“oh.. “
“mian Min Ri-ah aku
selalu merepotkanmu”
“aniya.. gadismu sangat
baik..” dibalas senyuman oleh Chansung
“Taec Yeon kemana?”
Tanya Chansung
“Taec Yeon oppa
sebentar lagi sampai.. apa kamu tidak mau menunggu Taec Yeon oppa?” Tanya Min
Ri saat melihat Chansung menggendong gadis kacilnya
“ani,, sampaikan
salamku padanya.. aku pergi”
“oh.” Min Ri
mengantarkan Chansung sampai di depan pintu apartemennya.
Setelah menempuh
perjalanan 15 menit akhirnya Chansung sampai di depan rumah yang sudah lama ia
tempati ini.. dengan hati-hati Chansung membawa gadis kacilnya yang sedang
terlelap itu dalam mobil ke dalam gendongannya. Dengan perlahan merebahkan gadis
kacilnya di kasung king size yang biasa ia tempati dengan gadis itu.
“yeopa” gumam Chansung
saat melihat wajah gadis kacilnya dibawah sinar rembulan yang masuk kedalam
kamarnya.
Flasback
#Chansung
2 bulan merupakan waktu
yang cukup lama untuk mengenalnya. Yah… awalnya aku sangat menentang pernikahan
ini, selain aku tidak mengenal Jae Yeon, aku juga tidak mencintainya. Tapi…
2Bulan satu atap, berbagi selimut, bahkan dengan sabarnya dia selalu melayaniku,
tidak dipungkiri lambat laun aku terperosok pada pesona dan kecantikannya,
dengan bibir cerinya, mata yang cerah, dan senyum yang indah.. dan kecantikan
istriku ini akan berkali kali lipat cantiknya saat dia memasak, seperti
sekarang.
“oppa ini makanannya,
maaf aku hanya bisa membuat nasi goreng khinci,, persediaan di kulkas sudah
habis”
Kami makan dengan diam,
tapi tidak dengan hati dan mataku,, setiap gerak gerinya tidak pernah lepas
dari pengawasanku dan hatiku ? hatiku tidak berhanti berdetak dengab cepat saat
gadisku itu memejamkan matanya~menikmati makana kesukaannya~nasi goreng khinci.
Setelah makan aku kembali ke ruang kerjaku, yah,.. terpaksa aku membawa pulang
kerjaan ku yang menumpuk ini. Terlalu resah meninggalkan gadisku dirumah
sendirian..
#Author
Malam semakin larut,
jarum jam menunjukan angka 12 dan kerjaan Chansung baru selesai. Namja tersebut
memasuki krkamarnya dan menemukan gadisnya telah pergi kedalam alam mimpi.
Sudah 30 menit lamanya
namja tersebut memandangi wajah sang gadis yang sedang tertidur lelap. Ntah
dorongan dari mana sang namja semakin mengikis jarak yang memisahkan dengan
istrinya, lambat laun material tipis itu bertemu. Untuk sesaat namja tersebut
memejamkan matanya~merasakan manisnya bibir ceri milik istrinya~Cho Jae Yeon.
Sadar tidak ingin mengganggu tidur sang istri perlahan sang namja menjauhkan
kembali wajahnya.
“cahh.. jalja cbaby,,
mian ..”
Matahari mengintip dari
balik jendela yang sudah terbuka lebar, tapi tidak bisa mengusik tidur namja
bermarga Hwang tersebut. Tidur sang namja benar-benar terusik dikala tangan
mungil gadis kacilnya menempel pada hidung bangirnya
“baby.. 15 menit lagi..
“ Chansung menarik gadis kacilnya kedalam pelukan hangatnya
“shiro.. aku sudah
telat.. Lee Junho oppa sudah menungguku” dengan kekuatanya yang kecil gadis
tersebut terus meronta ingin dilepaskan.
“oke,, 5menit baby..
hem?” Chansung masih betah memeluk gadis kecilanya itu yang kini diam dan
membalas pelukan hangat Chansung
Flasback
“oppa .. irona.. sudah
siang..” gadisnya menepuk-nepuk pipi Chansung. Dengan malas dan tanpa protes
Chansung pergi ke dalam kamar mandi.. dingin.. tapi saat menuju kamar mandi
senyum manis di bibirnya tidak pernah hilang. Yahh Chansung sangat suka
dibangunkan seperti itu oleh gadisnya.
“ok sudah 5menit,,
irona Hwang Chansung” lagi gadis kacilnya bersuara dan itu berarti alam
kesadarannya membawa Chansung kedunia nyata lagi
“arraso,,” dengan malas
Chansung masuk ke dalam kamar mandi,, masih sama seperi 12 tahun yang lalu,
saat gadisnya disisinya~ Cho Jae Yeon
Setelah rapih dan
sarapan, Chansung mengantarkan gadisnya itu bertemu dengan sahabat karibnya~Lee
Junho
“jangan nakal”nasehat
Chansung pada gadis kacilnya itu
“arraso ahjussi” sambil
berlari mengandeng tangan Junho untuk menjauh dari Chansung. Bisa dipastikan
muka Chansung yang awalnya merengut kesal karena dipanggil ‘ahjussi’ oleh gadis
kecilnya itu kini digantikan senyum yang mengembang dibibirnya
“gadismu semakin merip
dengannya” ujar Taec Yeon yang berada disampingnya dan hanya dijawab dengan
senyuman masam dari bibir Chansung. namja tersebut langsung menyesali ucapannya
saat melihat luka dimata sahabatnya itu.
“Cahh .. sudah siang.
Ayo berangkat bukankah sekaranga ada rapat?” lanjut Taec Yeon,
@Sungai Han
Matahari yang telah
lelah menerangi bumi kini perlahan menenggelamkan dirinya dibalik sungai han.
Perlahan langit berubah menjadi gelap tetapi namja tersebut tidak beranjak
sedikitpun dari duduknya
Flasblack
“oppa.. ingin anak
namja atau yeoja” Tanya gadisnya yang dengan manja.
“namja atau yeoja itu
tidak penting baby,, yang terpenting itu anak kita” jawab Chansung,, penasaran
karena tidak ada jawaban yang terlontar dari gadisnya Chansungpun mengalihkan
matanya dari sungai han menatap gadisnya dan terkejut saat melihat mata
gadisnya itu.
“aku harap anak kita
yeoja agar suatu saat nanti dia bisa menggantikanku disisimu oppa” Chansung
semakin bingung dan mendenguskan hidungnya melihat tingkah gadisnya itu.
“dingin oppa .. ayo pulang”
gadisnya pergi dari sisinya.. tapi langkahnya tertahan oleh tangan hangat yang
kini menggenggamnya~Chansung menggenggam hangat tangan gadisnya dan memeluk
gadisnya itu dari belakang
“dengar.. aku tau ada
yang kamu sembunyikan dariku baby.. semakin besar usia kandunganmu kamu semakin
aneh.. aku tidak akan menanyakan alasan atas keanehanmu itu baby.. tapi
dengar.. sampai kapan pun tidak ada yeoja yang akan menggantikanmu baby, bahkan
anak kita nanti” Chansung semakin mengeratkan pelukannya, dan gadisnya?
Chansung tau gadisnya tengah menahan tangis.
“cahh.. dingin, ayo
kita pulang” Chansung melepaskan pelukannya itu dan menggenggam tangan gadisnya
pergi.
“Jae yeon-ahh..” tes ..
tes.. air itu jatuh untuk kesekian kalinya dari matah tajam Chansung. 10 tahun
kepergian gadisnya tapi sampai detik ini pun Chansung belum bisa menghilangkan
nama gadis tersebut. Walau ada gadis kecilnya yang entah semakin tahun semakin
mirip dengan gadisnya
Tulitulitulit
Dering ponsel
mengintrupsi tangis namja tersebut. Dengan segera Chansung menghapus air
matanya dan menormalkan suara seraknya
“hallo baby..”
“yak appa,, appa ada
dimana? Ji ingin pulang appa..” rengek gadis kacilnya itu dan ditanggapi
kerutan di dahi Chansung.. pasalnya gadis kacilnya itu tidak pernah mau pulang
dari rumah Lee Junho sebelum dia tertidur.
“waeyo?” Tanya Chansung
akhirnya
“Junho oppa jahat..
appa cepat kesini” terdengar tangis diseberang sana,,
“ohh baby jangan nangis
sayang.. arraso appa sebentar lagi sampai. Changkaman ne” pip telpon terputus
dan Chansung langsung melesat ke kawasan apartemen elit yang tidak jauh dari
sungai han.
#apartemen
“Ji Yeon kenapa ?”
Tanya Chasung dengan panik saat Min Ri membukakan pintu untuknya.
“Mian Chansung oppa”
Min Ri menunduk dalam yang dibalas kerutan didahi Chansung. Pasalnya dia tidak
mengerti arah pembicaran dengan Min Ri~sahabat gadisnya
“Ji Yoen tidak sengaja
mendengar pembicaraan aku dan Taecyeon oppa tentang Jae Yeon” ‘ohh tidak.. gadis
kacilnya pasti sangat sedih’
“gwencana … Ji Yeon
Oedi?” Tanya Chansung tidak fokus karena terlalu cemas memikirkan gadis
kacilnya itu
“dikamar dengan Taec
Yeon oppa dan Junho” secepat kilat Chasung langsung menuju kamar yang
dimauksud Min Ri~kamar Ji Yeon yang
sengaja mereka sediakan untuk Ji Yeon saat gadis itu tinggal dengan Min Ri dan
Teac Yeon.
“Baby.. hussstttt..
gwencana,, appa gwencana baby..” Chansung langsung membawa gadis kacilnya kedalam
pelukannya
“appa… eomma..” tangis gadis
kacilnya ‘oh.. tidak jangan menangis baby… appa tidak sanggup melihatmu
menangis, karena itu akan semakin mengingatkan appa pada eommamu’ jerit
Chansung dalam hati tapi yang di lakukannya kini hanya mempererat pelukannya
pada gadis kacilnya itu.
Perlahan Taec Yeon
membawa Junho keluar dari kamar Ji Yeon, Junho pun menangis melihat gadis
kecilnya itu~yang hanya terpaut beberapa bulan dengannya itu menangis histeris.
30 menit berlalu tidak
ada suara tangis lagi di apartemen itu, Junho dan Ji Yeon sama-sama tertidur karena
lelah menangis. Junho tertidur dipangkuan Taec Yeon dan Ji Yoen tertidur
dipelukan Chansung. Setelah gadis
kacilnya benar-benar tertidur, Chansung membawa gadis kacilnya kedalam
gendongannya untuk dibawa pulang kerumah mereka.
“Chansung-ah.. mian” sesal
Taec Yeon
“Gwencana. Gomawo Taec
Yeon-ah Min Ri-ah.. aku pulang dulu, gadisku terlalu berat” dibalas anggukan
oleh Taec Yeon. Dia tau saat ini Chansung tengah melucu, tapi berasa sangat
menyedihkan. Tidak bisa dipungkiri Taec Yeon dan Min Ri pun sedih melihat pasangat
tersebut tanpa gadisnya~Jae Yeon. Dan merekapun sangat sedih akan kepergian
sahabatnya itu. 10 tahun berlalu tetapi luka itu masih membekas dihati mereka
@Rumah
Flashblack
“baby-ah.. kamu pasti
bisa,, kamu pasti bisa baby” Chansung terus memberikan semangat pada gadisnya
itu yang saat tengah berjuang melahirkan anak mereka
Owaowaowa
Tangis banyi menggema
diruang putih tersebut..
“baby.. kamu berhasil
sayang.. gomawo” Chansung tidak berhenti-hentinya menciumi gadisnya yang telah
melahirkan buah cinta mereka. Lama menciumi wajah gadinya itu tapi belum ada
tanggapan dari gadisnya, akhirnya Chansung melihat mata gadisnya itu. Dan
betapa terkejutnya melihat gadinya itu diam seribu bahasa dengan mata tertutup
“baby.. irraona baby…
bangun sayang,, anak kita menunggu untuk digendong oleh eommanya.. baby”
Chansung masih berusaha membangunkan istrinya yang masih setia tidur dengan
damai
“Dokter.. kenapa gadis
saya dokter, kenapa dia tidur tidak bangun bangun” Tanya Chansung yang hanya
ditanggapi dengan wajah menyesal dari dokter tersebut.
Melihat respon dokter
tersebut Chansung semakin marah
“dokter kenapa diam,,
ada apa dengan gadis saya, kenapa dia tidak bangun,” teriak Chansung. Mendengar
teriakan didalam ruangan tersebut Taec Yeon masuk dan menenangkan Chansung
“Chansung-ah.. ayo
keluar.. gadismu mau ganti baju dulu” bujuk Taec Yeon
“Jae Yeon tidur Taec
Yeon-ah.. gadisku belum bangun,, gadisku belum melihat anak kita” ratap
Chansung, sesaat kemudian tubuhnya jatuh
1jam kemudian,, tidur
seorang namja terusik dengan suara tangis bayi yang ia dengar. Perlahan mata
namja itu bergerak, sadar akan Chansung yang telah siuman Taec Yeon langsung
memencet tombol darurat untuk memanggil dokter.
15 menit berlalu,
tetapi belum ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka, yang ada hanya
suara lengkuhan-lengkuhan bayi kecil yang ada digendongan sahabatnya
tersebut~Lee Min Ri
“Min Ri-ah.. aku ingin
menggendong anakku” suara serak Chansung mengintrupsi kegiatan Min Ri yang
sedang memberi susu pada bayi yang digendongnya. Dengan langkah perlahan Min Ri
menyerahkan banyi tersebut pada Chansung
“Yeoppada..” tangis
bahagia Chansung saat melihat bayinya.. sadar akan ketidak hadiran gadisnya
Cansung kembali bertanya
“Taec Yeon-ah.. Jae
Yeon dimana?”
Luka itu kembali
hadir,, semalaman Chansung kembali mengingat gadisnya, mengingat kepergian
gadisnya, meninggalkan dia dan kenangan mereka.
Tak henti hentinya
setiap malam Chansung menatap wajah gadis kecilnya yang tengah tertidur, dan
setiap malam pula luka itu kembali.. lelah akan tangis hari ini Chansungpun
perlahan menyusul gadis kecilnya kealam mimpi
“appa.. irraona”
seperti biasa tangan mungil gadis kecilnya menyentu hidung bangirnya.
“arraso..” hari ini terlalu lelah untuk Chansung, lelah menangisi gadisnya tadi
malam.
“appa kenapa appa
seperti belum mandi? Wajah apppa pucat” selidik gadis kecinya..
“gwencana baby.. appa
tidak apa-apa” bebel anaknya turun dari ranjang king size untuk mencari hp
appanya. Dengan jari mungilnya gadis itu memencet nomer yang dia tuju, setelah
terhubung gadi itu kebali berceletoh “Taec Yeon samchon, appa sakit.. samchon
bisa jemput Ji?”
Sadar akan tingkah gadis
kacilnya itu Chansung buru-buru mengambil telpon genggamnya “Taec Yeon-ah..
ani.. tidak perlu.. aku tidak apa-apa.. yahh yahh. Aisshh” gerutu Chansung
karena telponnya diputuskan begitu saja
10 menit kemudian
terdengar mobil yang memasuki pekarangan rumahnya. Siapa lagi kalau bukan Taec
Yeon. “kenapa cepat sekali” Tanya Chansung saat membukakan pintu rumahnya dan
terkejut melihat keluarga kecil sahabatnya itu berada didepan rumahnya
“mwoya ike..?” Tanya
Chansung
“oppa,,, Junho Oppa,,
dengan langkah kecil Ji yeon menghampiri mereka dan tanpa dosa menarik keluarga
kecil itu untuk masuk kedalam rumah meraka~menghiraukan tatapan mematikan dari
appanya.
‘hufft’ helaan nafas
Chansung. Terlalu sayang dengan gadis kecinya itu sehingga untuk melarangpun
tidak mampu~gadis kecinya itu terlalu berharga.
“harusnya kalian tidak
perlu repot-repot membawa sarapan pagi kalian kesini” omel Chansung melihat Min
Ri yang sedang sibuk menyiapkan makanan yang Ia bawa dari apartemennya.
“yak,, aku tidak mau Ji
Yeon hanya makan roti setiap pagi” omel Min Ri yang diangguki oleh Ji Yeon
‘hufft’ nafas lelah
Chansung lagi
“bahkan aku seumuran
dengan Taec Yeon tapi aku seperti anak kecil” gerutu Chansung sambil menyuapkan
makanannya
“karna appa lebih manja
dari pada aku, makannya eomma menitipkan appa pada ahjuma” nasehat Ji Yeon dan
hanya ditanggapi dengusan oleh Chansung dan tawa dari Taec Yeon, Min Ri dan
Junho.
“cah.. anak-anak ayo
berangkat” seru Taec Yeon setelah mereka menyelesaikan sarapan paginya.
“Chagi,, aku berangkat,
titip bayi besar ini ne?” Taec Yeon mencium bibir istrinya itu sebelum
berangkat mengantarkan anak-anak meraka “mungkin aku pulang malam lagi, ada
rapat. Nanti aku jemput kalian disini” tambahnya dan ditanggapi anggukan kecil
oleh Min Ri. Melihat keluarga sahabatnya itu terselip rasa iri di hati
Chansung, dia pun pernah merasakan kehangat seperti itu sebelum kehadiran gadis
kecilnya.
“Chansung-ah.. kamu
sudah minum obat?” Tanya Min ri menghancurkan lamunannya.
“Dweso,, aku hanya pusing, aku ke halaman belakang kalau kamu mencari ku” ucap Chansung sambil berlalu
“Dweso,, aku hanya pusing, aku ke halaman belakang kalau kamu mencari ku” ucap Chansung sambil berlalu
@halaman belakang
“aku tau kamu akan
melamum lagi” tegur Min Ri
“Min Ri-ah..” setelah
10menit hanya kata itu yang keluar dari mulut Chansung
“eum?”
“kenapa Jae Yeon cepat
sekali pergi. Bahkan dia belum tau aku sangat mencintainya”
Tes,, bukan hanya
Chansung kini yang menangis, Min Ri pun tidak kuat menahan laju air matanya
“Jae Yeon tahu
Chansung-ah. Dia sangat tahu bahwa kamu sangat mencintainya, karna itu dia
tidak memberi tahu penyakitnya”lanjut Min ri
“aku lebih memilih
tidak mempunyai anak selamanya jika aku tahu dia .. dia .. aggrhhh” hanya teriakan Chansung yang menyelesaikan
ucapannya
“tidak ada seorang
istri yang tidak ingin mengandung anaknya sendiri Chansung-ah.. Jae Yeon sangat
menginginkan anak darimu”
Flasblack
“Jae Yeon-ah belum
terlambat untuk memberi tahu Chansung” nasehat Min Ri
“Min ri-ah.. kamu juga
seorang ibu, apa kamu tega menggugurkan anakmu sendiri?” Tanya Jae Yeon dan
hanya dibalas dengan gelengan lemah oleh Min Ri
“bahkan jika aku
menggugurkan anakku dan melalukan pengangkatan kista ini itu berarti aku tidak
akan bisa punya anak lagi Min Ri-ah” tes satu lagi air mata jatuh dari mata
indah Jae Yeon,
“Jae Yeon-ah..” Minri
tidak tahu harus berkata apa lagi yang dia tau hanya memeluk sahabatnya ini
denga erat
“jebal Min Ri-ah..
biarkan aku mengandung untuk pertama dan terakhir kalinya,, jebal,, jangan
kasih tau Chansung oppa tentang ini” mohon Jae Yeon disela-sela tangisnya dan
hanya dijawab dengan diam oleh Min Ri. Terlalu sakit untuk mengatakan ‘iya’
dengan kata itu berarti Min Ri sudah siap merelakan kepergian sahabatnya itu.
Tidak.. belum.. demi apapun Min Ri tidak ingin kehilangan sahabatnya untuk
selamanya, tapi sebagai istri dia juga tau keinginan terbesarnya seperti apa.
‘hufftt’ helaan nafas Chansung..”sudah
lah Min Ri,, relakan Jae Yeon,, jangan tangisi kepergiannya lagi” ucap
Chansung, tidak tega juga melihat sahabat gadisnya itu~yang juga sahabatnya
menangis seperti itu.
“cahh.. hapus air
matamu dan tersenyum” Chansung menghapus iar mata Min Ri dan mengangkat sudut
bibit Min Ri untuk membentuk senyum
“aku ada rapat penting
hari ini, mian.. apa tidak apa kamu sendirian dirumah?” Tanya Chansung lagi dan
dijawab dengan anggukan oleh Min Ri karena gadis itu lagi sibuk menata
perasaannya kebali
@pemekaman
Sejauh mata memandang
hanya gundukan tanah dan rumput hijau yang ada di depan mata Chansung. Bohong
jika dia bilang ada rapat penting, dia terlalu merindukan gadisnya.
“annyeong baby..” sapa
Chansung pada gundukan tanah yang ada didepannya itu.
“baby… bogoshipho..”
tes lagi air mata itu jatuh dari mata Chansung
Flasblack
“Taec Yeon-ah.. Jae Yeon dimana?”
“egehm.. Chansung-ah..
mian.. Jae Yeon hanya menitipkan ini” Taec Yeon menyerahkan selembar surat
ketangan Chansung. Chansung menerima surat tersebut dengan perasaan yang tidak
menentu ‘aku Tanya dimana gadisku, bukan ini yang aku inginkan Taec yeon-ah,,’
gerutu Chansung dalam hati tapi dia tetap menerima surat tersebut. Dan
menyerahkan kembali gadis kecilnya pada Min Ri. Pelahan Chansung membuka surat
tersebut dan perlahan pula Taec Yeon dan Min Ri pergi dari kamar Chansung
To : my Napyeon
Annyeong oppa..
bagaimana Ji Yeon ? cantik kan ? yah bayi kita aku beri nama Ji Yeon, Hwang Ji
Yeon yang artinya kekuatan untuk namja yang lemah. Heheh
Aku tahu saat ini oppa
pasti sedang menangis,, oppa.. aku tidak melarang oppa untuk tidak menangis.
Karena jika oppa mudah menangis oppa semakin jelek heheh tapi itu berlaku untuk
1 bulan pertama mulai dari hari ini saja. Seterusnya aku akan marah jika oppa menangis
meraung seperti ini lagi. Chansung mengambil
napas sebanyak yang ia bisa, karena saat ini dia mengalami sulit bernapas,
terlebih dengan pesan yang saat ini ia baca
Oppa, mian,, aku tidak
bisa melihat anak kita.
Mian oppa aku
meningalkan oppa terlebih dahulu
Mian aku tidak bisa
menepati janji kita untuk merawat Ji Yeon bersama
Mian aku menghancurkan
mimpi kita untuk menua bersama
Mian oppa, miann..
Aku pun tidak ingin
meningglakan oppa dalam kerapuhan.
Aku tidak inggin
meninggalkan oppa mengurus Ji Yeon sendiri.
Tapii… ini lah akhir
aku oppa, aku harus pergi,, 9 bulan aku mengandung Ji yeon berasa sangat
menyakitkan oppa. Bukan sakit karena kista yang semakin membesar dalam Rahim
aku, tapi sakit karena aku sadar waktu aku untuk bersama oppa tingga sebentar
lagi.
Yah,, mungkin oppa
sangat terkejut mengtahui penyakit aku. Aku terkena kista oppa, dan aku baru
tahu diusia kehamilanku memasuki bulan ke dua. Beruntungnya aku saat
pemeriksaan itu bukan denganmu. Aku tidak tahu, pasti hari itu juga oppa akan mengambil
tidakan untuk menggugurkan bayi kita.
Aku tau oppa bukan
orang yang jahat seandainya hal itu terjadi. Karena aku atu oppa terlalu takut
untuk kehilangan aku. Walau oppa tidak pernah mengatakannya langsung, tapi aku
tau dari cara oppa menatapku, menciumku, memelukku, aku terlalu tau akan perasaanmu
oppa.
Maafkan aku, aku
terlalu egois untuk meninggalkan mu dalam kerapuhan ini. Karena aku juga tau,
oppa sangat mengingikan hadirnya banyi dikeluarga kecil kita. Begitupun dengan
aku. Aku sangat mengingnkan Ji Yeon oppa, aku ingin mengandungnya melihat dia
tumbuh dalam Rahim aku untuk pertama dan terkahir kalinya.
Oppa,,, aku sangat
mencintaimu, dan aku sangat menyayangi Ji Yeon.. itu kenapa aku memilih untuk
mempertahankan Ji Yeon dan menghancurkan diri aku. Aku yakin kelak Ji Yeon akan
menjadi gadis kecil yang bisa oppa andalkan.
Oppa jaga Ji yeon..
sayangi Ji yeon seperti oppa menyayangiku.
Ahh.. satu lagi
permintaanku..
Kelak, jika oppa
menemukan wanita yang baik yang dapat menggantikan aku dihati oppa, aku tidak
akan melarang. Bukan bukan berarti aku tidak mencitaimu lagi oppa.. bukan, aku
masih sangat mencintaimu. Tapi dunia kita telah berbeda dan Ji Yeon butuh sosok
ibu oppa..
Aku cape oppa, sampai
disini pertemuan kita. Terimakasih atas kasih dan sayang yang telah oppa
berikan padaku.
Salam sayang
Gadismu~Hwang Jae Yoen.
“Baby-ah.. ottoke..
sudah 10 tahun berlalu, tapi hatiku masih sama seperti 12 tahun yang lalu~masih
sama mencintaimu” Chansung menerawang gundukan tanah tersebut dengan air mata
yang tak berhenti keluar dari matanya. Entah sudah berapa lama dia berdiam diri
disini, Chansung sadar saat ini ada tangan kecil yang menggenggam tangan
besarnya itu
“oh.. baby.. kenapa ada
disini? Dengan siapa kesini? Kanapa kamu kesini?” tanya Chansung bertubi-tubi
saat menyadari tangan kecil yang menggenggam tangannya itu adalah gadis
kecilnay~Hwang Ji Yeong
“10 menit yang lalu,
bersama Taec Yeon Samchon, tapi dia pergi lagi setelah mengantarkan aku disisi
appa. Samchon bilang tidak ingin mengganggu waktu appa dengan eomma. Aku kesini
karena aku ingat sekarang 10 tahun kepergian eomma” jawab Ji yeon tanpa
mengalihkan tatapannya pada gundukan tanah didepannya.
“appa, changkaman, aku
mau menyapa eomma dulu” lanjutnya
“eomma,, annyeong..
sekarang Ji sudah berumur 10 tahun, Taec Yeon samchon dan Min Ri ahjuma bilang
Ji semakin mirip dengan eomma. Ji takut eomma,, jika muka dan tingkah Ji
seperti eomma akan semakin menyakiti appa. Appa Ji yang bodoh itu selalu
menangis dan memandangi Ji ditengah malam.. Ji ingin menagis eomma,, tapi
karena pesan eomma agar Ji menjadi gadis yang kuat agar appa tidak rapuh Ji
berusaha menahan tangis Ji setiap malam. ,, 3 tahun lalu Ji mengetahui
kebiasaan appa memandangi Ji ketika Ji tidur dan setelah itu Ji mendengar suara
tangis appa. Awalnya Ji tidak mengerti, tapi setap Ji mendengar ahjumma dan
samchon berkata Ji mirip dengan eomma, Ji sadar appa memandangi Ji untuk
mengobati rasa rindunya pada emma. Ji tau bagaimana rasa sakit yang appa
rasakan, karena Ji juga merasakan sakit ditinggal eomma. Bahkan Ji belum melihat
eomma secara langsung~sekalipun”
Chansung tak tahan lagi
untuk tidak terisak,, dia tidak menyangka gadis kecilnya itu mengetahui
kebiasaan setiap malamnya itu.
“eomma ini ulang tahun Ji
yang ke 10 kata ahjumma ini surat terkahir yang eomma kasih kepada Ji. Eomma
biarkan hari ini menjadi hari yang sangat menyakitkan bagi Ji dan appa. Ji
janji setelah ini Ji akan menjadi gadis yang bisa menguatkan appa.”
Tidak tahan dengan
celetohan kecil gadis kecinya yang sangat menyakitkan itu, akhirnya Chansung
merengkuh tubuh mungil gadis kecilnya itu kedalam pelukannya. Dan menangis
bersama
“baby-ah.. mian,, 10
tahun ini aku masih menjadi namja yang rapuh.. mian baby-ah.. benar kata Ji Yeon,
biarkan hari ini menjadi hari yang sangat menyakitkan untuk kami. Setelah hari
ini aku dan Ji Yeon akan menjadi lebih kuat lagi” ucap chansung setelah bisa
mengendalikan tangisnya.
“Jae Yeon-ah..
annyeong.. aku dan Taec Yeon oppa telah memenuhi janji kita. 10 tahun ini kami
bersama-sama saling menguatkan Chansung oppa dan Ji. Kami berusaha tersenyum
didepan mereka walau kami tetap menagis dibelakang mereka. Aku menyayangimu Jae
Yeon-ah..” tutur Min Ri dari belakang.
“ahjumma annyaeong..
ini pertemuan kita yang ke 3.. walau kata appa dan eomma aku sudah bertemu
ahjumma 10 kali, tapi aku tidak mengingat sebanya itu aku hanya mengingat ini
pertemuan kita yang ke3. Mian ahjumma. Ahjumma aku tidak tahu ahjumma seperti
apa, tapi aku yakin ahjumma secantik Ji.. Ji sangat cantik ahjumma, dan aku
janji pada ahjumma aku akan menjaga Ji sebaik mungkin. Agar Ji menjadi gadis
yang ahjumma inginkan.” Lanjut Junho
Setelah Chansung, Ji
Yeon, Min Ri, Taec Yeon, dan Lee Junho lebih bisa menenangkan tangisnya,
perlahan mereka meninggalkan gundukan tanah dan kesedihan mereka dan menyambut
hari yang lebih bahagia lagi.
‘baby-ah..
gomawo,, telah memberikan kebahagiaan dihidupku, terimakasih telah mengijinkan
namja lemah ini untuk menjaga gadis kecil kita. Terimakasih akan kehangatan,
kebahagian yang telah kamu berikan baby.. aku janji, setlah ini aku akan menjadi
namja yang tegar dan dapat membahagiakan gadis kecil kita. Baby… sampai
kapanpun kamu ada dihati aku, sampai kapan pun aku selalu mencintaimu. Mian
baby.. aku tidak bisa menepati janji ku untuk menemukan eomma baru buat gadis
kecil kita. Ijikan aku egois sekali lagi baby.. ijinkan aku hanya bahagia
dengan kenangan kita dan gadis kecil kita. Hwang Jae Yeon saranghe’
begitulah isi hati Chansung mengiringi kepergian mereka dari gundukan makam
Hwang Jae Yoen.
~~~~END~~~
ok,, ini FF pertama aku. ff ini udah pernah aku upload disalah satu group Hottest yang aku untuk lomba birthday-nya bang chan ..
gimana.. gimana ff pertama aku ? garing ya? heheh
makasih udah mampir dan baca ff ini.. jangn lupa saran ya....
annyeongggg.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar