ARTIKEL ILMU LINGKUNGAN
Review Biogeokimia
Disusun
Oleh:
Fapet
B
Kelompok 4
Jaenah
Widiyanti 200110130020
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014
1. Pengertian
Biogeokimia
Geokimia
adalah ilmu yang membahas komposisi kimia bumi dan pertukaran unsur berbagai
bagian dari kulit bumi dan lautnya, sungai-sungai dan perairan lainnya.
Huchinson
menjelaskan Biokimia adalah pengkajian pertukaran atau perubahan terus menerus
(yakni gerakan ke belakang dan kedepan ) dari bahan-bahan antara komponen
biosfer dari yang hidup dan yang tak hidup.
Sedangkan Biosfer adalah lapisan permukaan bumi atau dapat pula disebut ekosistem raksasa, karena terbentuk dari berbagai ekosistem yang saling berinteraksi.
Sedangkan Biosfer adalah lapisan permukaan bumi atau dapat pula disebut ekosistem raksasa, karena terbentuk dari berbagai ekosistem yang saling berinteraksi.
Biogeokimia
merupakan pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer
yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tinkatan
trofik tak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik di daur
ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotic melalui udara,
tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan mahluk hidup dan batuan
(geofisik) sehingga disebut daur biogeokimia. Fungsi daur biogeokimia adalah
sebagai silkus materi yang melibatkan semua unsur kimia yang sudah terpakai
oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun abiotik, sehingga
kelangsungan hidup di bumi tetap terjaga.
2. Jenis-Jenis
Biogeokimia
a. Daur
Air
Daur air ialah pergerakan air melalui
sistem biotik dan abiotik. Di alam daur air yaitu semua tempat yang terkena
enegi matahari (air laut,dll) akan menguap termasuk pada tumbuhan dan hewan.
Akibat tiupan angina, awan menuju permukaan daratan. Molekul air sangat penting bagi kehidupan.
Air merupakan alat transfer utama bagi pemindahan zat dalam beberapa daur
biogeokimia. Air bergerak dalam daur air secara global.
Di atmosfer air tersedia dalam bentuk
uap air. Uap air berasal dari proses evaporasi (penguapan). Baik yang berasal
dari danau, sungai, tanah atau permukaan tubuh mahkluk hidup, permukaan daun
tumbuhan (lebih dikenal transpirasi) terutama evaporasi dari lautan.
Pada saat molekul-molekul air di
atmosfer bergerak mengikuti pola angin, kelembapan udara menyebabkan suhu
menjadi lebih dingin. Selanjutnya, uap air terkondensasi menjadi tetes-tetes
air dan jatuh sebagai air hujan atau salju. Ketika hujan jatuh di daratan,
beberapa di antaranya menjadi air permukaan, mengalami penguapan, dan terserap
di dalam tanah. Sebagian dari air ini mengalir ke bawah melewati tanah dan
bebatuan, kemudian tersimpan dalam tanah atau di bawah danau yang disebut
sebagai air tanah dalam. Sebagian lagi mengalir di permukaan tanah membentuk
aliran air dan sungai, yang mana nantinya membawa air ke lautan. Sebagian air
diserap oleh tumbuhan, digunakan untuk proses metabolisme dan mengembalikannya
ke udara melalui transpirasi. Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah
menghasilkan kumpulan uap air yang disebut awan, yang akan melepaskan airnya
sebagai hujan dan memulai siklus lagi.
Pengaruh suhu yang rendah mengakibatkan
terjadinya kondensasi uap air menjadi titik-titik air hujan. Hujan turun di
permukaan bumi sebagian meresap ke daam tanah, sebagian dimanfaatkan oleh hewan
dan tumbuhan (yang tidak diserap akan menjadi mata air) sebagian lagi mengalir
ke sungai-sungai sampai laut. Setelah dimanfaatkan manusia, hewan ,dan tumbuhan
dikeluarkan lagi dan menguap. Dan air yang ada di dalam tanah mengalir sampai
laut semuanya berlanjut terus. Jika terjadi ganguan daur air, misal illegal
logging maka terjadi banjir dan kegiatan distribusi tak lancar maka terjadi
kekeringan seperti di Indonesia.
b. Daur
Karbon dan Oksigen
Karbon dan oksigen juga penting bagi
kehidupan seperti penyusun materi dalam tubuh dan digunakan sebagai
fotosintetis. Karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan organik. Aliran
karbon berjalan beriringan secara paralel dengan aliran energi. Contoh, Hewan
makan tumbuhan dapat karbon lalu setelah berjalannya waktu tubuh hewan dan
tumbuhan mati dan diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan mineral. Karbon
tadi dilepaskan ke udara dan seterusnya. Dari keduaunsur tadi yang paling
panjang daurnya adalah karbon.
Pada daur karbon dan oksigen memerlukan
hewan dan tumbuhan yang mati dalam waktu yang lama untuk membentuk batubara di
dalam tanah serta pengurai juga diperlukan dalam mengurai hewan dan tumbuhan
yang telah mati. Tumbuhan dan hewan juga terlibat dalam daur air.
c. Daur
Nitrogen
Tumbuhan dan hewan membutuhkan nitrogen
untuk membentuk asam amino untuk membentuk protein. Selain itu, nitrogen
diperlukan dalam pembentukan senyawa nitrogen, seperti asam nukleat (ADN dan
ARN). Meskipun 78% di udara terdapat nitrogen bebas, namun tumbuhan dan hewan
pada umumnya tidak mampu menggunakannya dalam bentuk bebas. Nitrogen harus
diubah menjadi bahan nitrogen lain sehingga dapat digunakan. Nitrogen diikat
oleh bakteri yang ada di dalam tanah (biasanya dalam bentuk amonia).
Selanjutnya oleh bakteri nitrifikasi diubah menjadi nitrit (NO2-), kemudian
menjadi nitrat (NO3-), yang mana dapat diserap dari tanah oleh tumbuhan
(disebut proses nitrifikasi). Beberapa tanaman mempunyai nodul pada akarnya
yang di dalamnya terdapat bakteri pengikat nitrogen. Bakteri mengubah banyak
nitrogen menjadi asam amino yang dilepaskan ke jaringan tumbuhan. Tanaman
dengan nodul ini mampu hidup dalam kondisi tanah yang miskin nitrogen, misalnya
ercis, tanaman dengan daun menjari dan tanaman lain yang termasuk dalam
keluarga kacang-kacangan (legume).
Semua hewan hanya memperoleh nitrogen
organik dari tumbuhan atau hewan lain yang dimakannya. Protein yang dicerna
akan menjadi asam amino yang selanjutnya dapat disusun menjadi protein-protein
baru pada tingkat trofik berikutnya. Ketika makhluk hidup mati, materi organik yang
dikandungnya akan diuraikan kembali oleh dekomposer sehingga nitrogen dapat
dilepaskan sebagai amonia. Dekomposisi nitrogen organik menjadi amonia lagi
disebut amonifikasi. Proses tersebut dapat dilakukan oleh beberapa bakteri dan mahkluk
hidup eukariotik.
Contoh beberapa mikroorganisme yang terlibat
dalam daur nitrogen ialah:
- Nitrosomanas mengubah amonium menjadi nitrit.
- Nitrobacter mengubah nitrit menjadi nitrat.
- Rhizobium menambat nitrogen dari udara.
- Bakteri hidup bebas pengikat nitrogen seperti Azotobakter (aerobik) dan Clostridium (anaerobik).
- .Alga biru hijau pengikat nitrogen seperti Anabaena, Nostoc dan anggota-anggota lain dari ordo Nostocales.
- Bakteri ungu pengikat nitrogen seperti Rhodospirillum
Meskipun pengikatan secara alami menghasilkan
cukup nitrogen untuk proses yang berlangsung secara alami, namun pembentukan
nitrogen oleh industri yang digunakan untuk pemupukan dan produk lain melampui
kebutuhan ekosistem darat.
d. Daur
Fosfor (Daur Sendimentasi)
Daur fosfor tidak melalui komponen
atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang
berikatan dengan oksigen). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa
erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut
membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang
mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang
terlarut dalam air tanah.
Daur fosfor lebih sederana dari pada
daur lainnya karena tidak melibatkan atmosfer. Di alam daur fosfor yaitu, di
dalam tanah mengandung fosfat anorganik yang dapat diserap oleh tumbuhan.
Kemudian tumbuhan dimakan oleh konsumer sehingga fosfor berpindah ke hewan.
Tumbuhan dan hewan mati, feses, dan urinnya akanterurai menjadi fosfat organik.
Oleh bakteri fosfat tersebut diubah menjadi fosfat arorganik yang dapat diserap
tumbuhan. Dan seperti biasa akan terulang.
Herbivora mendapatkan fosfat dari
tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang
dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Bakteri
dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan pospor
kemudian diambil oleh tumbuhan.
e. Daur
Belerang
Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam
tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan
sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan
menjadi gas H2S atau menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang terkandung
dalam tanah dalam bentuk mineral tanah.
Setiap daur melibatkan unsur organisme
untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur
belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap
trasformasi adalah sebagai berikut :
- 2S → S → SO4, bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
- SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
- H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
- S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.
Selain itu ada beberapa jenis bakteri
terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibro yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian
H2S digunakan bakteri fotoautotrof aerob seperti Chromatium dan melepaskan
sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
seperti Thiobacillus.
DAFTAR PUSTAKA
http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Biologi/DAUR%20BIOGEOKIMIA.swf
. Tanggal akses 14 April 2009.
http://freewebs.com/ciget/daur%20biogeokimia.html.
Tanggal akses 14 April 2009.
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/daur-biogeokimia/.
Tanggal akses 14 April 2009.
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_299/latihan.html.
Tanggal akses 14 April 2009.
Rusmendro, Hasmar. 2003. Seri Diktat Kuliah Ekologi Tumbuhan. Jakarta:
Unas Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar