Cho Jae Yeon, seorang mahasiswa di salah satu fakultas universitas padjadjaran angkatan 2013. Sangat mengidolakan Ok Taecyeon, Repper andalan Best Idol 2PM. Seorang yang mempunyai mimpi bisa merasakan dinginnya salju yang menyentuh kulit, melihat indahnya sakura yang bermekaran, mencium harumnya tanah basah di musim panas, dan mendengarkan suara daun-daun mepel yang jatuh tertiup angin.
Minggu, 17 Juli 2016
Laporan PKL di BBPTU-HPT Baturraden
I
KEADAAN UMUM BBPTUHPT BATURRADEN
1.1 Identitas Perusahaan
Nama Lembaga : Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden
Alamat : Baturraden, Kotak Pos 113 Purwokerto Jawa Tengah
Telp. 0281-681716
Fax. 0281-681037
Tanggal Pendirian : 22 Juli 1953
Kedudukan : Unit Pelaksanaan Direktorat Jendral Peternakan di Bidang Pembibitan Sapi Perah dan Kambing Perah dan Bertanggung Jawab kepada Dirjen Peternakan.
1.2 Sejarah Pendirian
Ex Farm milik Mr.J.N.A Van Balgooy sekitar tahun 1920–1945 yang kemudian dibumihanguskan. Pada sekitar tahun 1950, Pemerintah Daerah RI mulai membangun peternakan sapi perah di Baturraden dan diresmikan pada 22 Juli 1953 dengan nama induk Taman Ternak Baturraden oleh PJM. Drs. Mohammad Hatta. Sekitar tahun 1979 dengan bantuan dari Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) mulai dilaksanakan kegiatannya dengan mendapat dukungan dari gubernur Jawa Tengah untuk mendapat perluasan lahan.
Mendistribusikan sapi perah di wilayah Kabupaten Banyumas dan membangun sarana persusuan yang sekarang telah dihibahkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Pada tanggal 24 Mei 2013, sesuai Permentan No 55/Permentan/OT.140/5/2013, berubah menjadi Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden.
2
1.3 Lokasi
Lokasi BBPTU Sapi Perah Baturraden berada pada wilayah yang meliputi 4 (empat) area, yaitu: area Farm Tegalsari, area Farm Limpakuwus, area Munggangsari, dan area Farm Manggala. Keempat area tersebut berada dilereng kaki Gunung Slamet sisi arah Selatan. Untuk area Farm Tegalsari, Munggangsari dan Limpakuwus berada didalam kawasan wisata Baturraden yang berjarak + 15 km ke arah Utara dari Kota Purwokerto, sedangkan area Farm Manggala yang berjarak + 30 km ke arah Barat dari kota Purwokerto.
Secara administratif area Farm Tegalsari berada di wilayah Desa Kemutug Lor Kecamatan Baturraden; area Munggangsari berada di wilayah Desa Karangsalam Kecamatan Baturraden; area Farm Limpakuwus berada di wilayah Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang serta area Farm Manggala berada di wilayah Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok dan Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen.
1.4 Topografi
BBPTUHPT Baturraden berada pada ketinggian tempat:
(1) Area Farm Tegalsari sekitar ± 600 m dpl
(2) Area Farm Limpakuwus ± 725 m dpl
(3) Area Farm Manggala sekitar ± 700 m dpl
(4) Area Munggangsari ± 700 m dpl.
Jenis tanah yang ada di BBPTUHPT Baturraden ini yaitu jenis tanah andosol coklat kekuningan serta assosiasi latosol dan regosol coklat dengan tekstur tanah lempung berpasir. Sedangkan BBPTUHPT Baturraden memiliki temperatur berkisar antara 18–30 0C dengan kelembaban berkisar antara 70–80 % dan curah hujan berkisar antara 3.000–3.500 mm/th.
3
1.5 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok BBPTUHPT Baturraden berdasarkan Permentan No.55/Permentan.OT.140/5/2013 meliputi pemeliharaan, produksi, pengembangan, penyebaran, dan pemasaran. Sedangkan fungsinya adalah sebagai berikut:
(1) Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerja sama serta penyiapan evaluasi dan pelaporan.
(2) Pelaksanaan pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit sapi perah dan kambing perah unggul.
(3) Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat sapi perah dan kambing perah unggul.
(4) Pelaksanaan recording pembibitan sapi perah dan kambing perah unggul.
(5) Pelaksanaan pelestarian plasma nutfah.
(6) Pelaksaan pengembangan bibit sapi perah dan kambing perah unggul.
(7) Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi dan pemuliaan sapi perah dan kambing perah unggul.
(8) Pelaksaaan pengawasan mutu pakan ternak.
(9) Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak.
(10) Pelaksanaan penyebaran, distribusi, pemasaran dan informasi hasil produksi bibit unggul sapi perah dan kambing perah bersertifikat serta hasil ikutannya dan hijauan pakan ternak unggul.
(11) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan ternak unggul.
(12) Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan, produksi, pemuliaan dan pengembangan bibit sapi perah dan kambing perah unggul.
(13) Pemberian pelayanan teknis penyediaan pakan dan pengelolaan hijauan pakan ternak.
(14) Pengelolaan prasarana dan sarana teknis.
(15) Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBPTUHPT Baturraden.
4
1.6 Visi dan Misi
1.6.1 Visi
Visi adalah gambaran tentang keadaan masa depan yang realistik berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh unit organisasi. Dalam rangka menentukan cita-cita dan citra yang ingin dicapai, Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden telah menetapkan visi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban dan mengacu serta mendukung visi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Adapun visi BBPTUHPT Baturraden adalah: “Mewujudkan Institusi yang Profesional dalam Menghasilkan Bibit Sapi Perah, Kambing Perah dan Hijauan Pakan Ternak yang Berkualitas, Berdaya Saing, Berkelanjutan”
1.6.2 Misi
Untuk mewujudkan visi, BBPTUHPT Baturraden telah menetapkan 2 (dua) misi yang harus diemban atau dilaksanakan berdasarkan pada tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Dalam rumusan misi tersebut tersirat tujuan besar yang hendak dicapai oleh BBPTUHPT Baturraden. Kedua misi tersebut adalah:
(1) Mengembangkan pembibitan sapi perah, kambing perah dan HPT dengan melaksanakan kebijakan dibidang pemuliaan, pemeliharaan, produksi dan pemasaran bibit unggul sapi perah, kambing perah dan HPT dan hasil ikutannya.
(2) Mengembangkan sumber daya manusia aparatur, pelaku usaha sapi perah, kambing perah dan HPT, sarana dan prasarana, pembinaan, evaluasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan pelayanan prima.
1.7 Nilai-Nilai
Nilai-nilai yang dianut terdiri dari profesionalitas, integritas, kreativitas, dan pelayanan prima merupakan ukuran yang mengandung kebenaran/kebaikan
5
mengenai keyakinan dan perilaku organisasi/seluruh unit kerja di lingkungan Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak yang paling dianut dan digunakan sebagai budaya kerja dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan misi serta upaya pencapaian visi.
Dengan profesionalitas, integritas, kreativitas, dan pelayanan prima serta koordinasi yang solid merupakan dasar untuk:
(1) Meningkatkan kerjasama dalam perumusan kebijakan dan pelaksanaan yang mengedepankan kepentingan nasional.
(2) Menjunjung prinsip dan keutamaan menciptakan keadilan dan keunggulan dalam pelayanan.
1.8 Moto dan Logo Balai
1.8.1 Motto
Motto Balai yaitu: “Bibit Berkualitas Solusi Cerdas”
(1) Bibit
Adalah bibit sapi perah yang memenuhi syarat yang ditetapkan.
Merupakan produk utama BBPTUHPT Baturraden.
Salah satu kunci sukses usaha peternakan adalah ketersediaan bibit dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
(2) Berkualitas
Kualitas merupakan barometer tingkat kualifikasi produk yang dikehendaki oleh segmen pasar tertentu.
Bibit sapi berkualitas adalah bibit sapi yang memenuhi kaidah kualifikasi breeding.
Bibit sapi perah berkualitas merupakan salah satu aspek utama penentu keberhasilan usaha peternakan.
6
(3) Solusi
Merupakan jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan.
Solusi dimaksud adalah jalan terbaik dari suatu masalah dengan meminimalkan dampak negatif yang timbul.
(4) Cerdas
Adalah suatu pola pikir dan perilaku yang maju dalam menghadapi masalah dan untuk mencapai tujuan yang baik, mampu mengambil cara paling baik, paling mudah, resiko paling kecil dalam memecahkan masalah dengan memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhinya.
1.8.2 Logo Balai
Ilustrasi 1. Logo Balai
Nilai yang terkandung dalam Logo BBPTUHPT Baturraden antara lain:
(1) Warna dasar dibelakang sapi adalah hijau melambangkan kesuburan wilayah Indonesia merupakan potensi yang besar dalam pengembangan peternakan.
7
(2) Gambar sapi perah menggambarkan contoh bibit sapi perah yang diproduksi oleh BBPTUHPT Baturraden.
(3) Latar belakang Gunung Slamet sebagai ciri khas Kabupaten Banyumas.
(4) Tulisan warna emas melambangkan pembibitan memiliki potensi yang sangat besar dan merupakan tantangan yang harus diwujudkan berupa aktivitas yang mampu menghasilkan bibit berkualitas dan harga kompetitif akan merupakan solusi terhadap hambatan perkembangan peternakan sapi perah yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan bagi pelaku usaha.
(5) Dua bintang berwarna merah mengandung makna bahwa untuk mencapai cita-cita yang tinggi dan mulia dibutuhkan keberanian, semangat tinggi dan pantang menyerah.
1.9 Struktur Organisasi
Ilustrasi 2. Struktur Organisasi BBPTUHPT Baturraden
8
Keterangan :
Kepala balai : - (PLT Kepala balai Ir. Siti Bunaida)
Kabag Umum : Ir. Siti Bunaida
Kasubag program keuangan : Akhmad Marsudi, S.Pt
Kasubag kepeg dan TU : Untung Rohadi, B.Sc
Kasubag RT dan perlengkapan : Prawoko, SE
Kabid pembibitan dan HPT : Drh. Gigih Tri Pambudi, MM
Kasi pelayanan teknis : Sujatmiko, S.Pt
Kasi sarana dan prasarana teknis : Bagong Kusminandar, S.pt
Kabid pemasaran dan informasi : Ir. Basuki
Kasi pemasaran : Rudy Trianto, S.Pt
Kasi informasi : Hery Supriadi, S.Pt
Koor pengawas bibit ternak : Eko Siswanto, S.Pt
Koor medik/paramedik veteriner : Drh. Yuliati Wahyu Setyorini
Koor pengawas mutu pakan : Adi Suryanto, S.Pt
1.10 Lahan dan Bangunan di BBPTUHPT Baturraden
Secara keseluruhan BBPTUHPT Baturraden memiliki lahan seluas + 241 Ha yang terbagi ke dalam empat lokasi farm yaitu Farm Tegalsari, Farm Limpakuwus, Farm Manggala dan Area Munggangsari.
1.10.1 Farm Tegalsari
Area Farm Tegalsari memiliki luas area sekitar 34,18 ha dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Jalan desa dan hutan pinus milik Perhutani
Sebelah Timur : Sungai (Kali Lirip)
Sebelah Selatan : Area pertanian rakyat
Sebelah Barat : Area pertanian/perkampungan, jalan desa
9
Keadaan lahan permukaan cenderung relatif rata, hanya di bagian utara (belakang kantor/kandang) berteras meninggi ke arah utara, sedang di bagian selatan rata/miring merendah (0-15º) ke arah selatan dan hampir semuanya diperuntukan sebagai lahan tanaman pakan ternak. Lahan di utara, sebagian diperuntukan sebagai lahan exercise lapangan penggembalaan sapi, sedangkan sebagian di sisi barat dimanfaatkan untuk tanaman Gliricidia dan pertamanan.
Bangunan sarana dan prasarana peternakan sapi perah di Farm Tegalsari yang terdiri dari:
(1) 13 bangunan kandang.
(2) 2 bangunan gudang pakan.
(3) 1 bangunan kantin dan ruang istirahat.
(4) 1 bangunan klinik.
(5) 1 bangunan gudang dan peralatan.
(6) 1 bangunan untuk menempatkan chopper.
(7) 1 bangunan untuk administrasi, milking parlour (kapasitas 16 ekor sapi dan kamar susu).
(8) 1 bangunan garasi.
(9) 1 bangunan isolasi sapi.
(10) 1 gedung guest house dan gedung Mess A dan B.
(11) 1 buah pos jaga dengan biosecurity gate.
1.10.2 Farm Limpakuwus
Area Farm Limpakuwus memiliki luas sekitar 96,7 ha dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Hutan pinus milik Perhutani
Sebelah Timur : Sungai (Kali Pangkon)
Sebelah Selatan : Area terbuka (ladang pedesaan)
Sebelah Barat : Sungai (Kali Pelus)
10
Keadaan permukaan area Limpakuwus bergelombang rendah dan tidak ditemui lahan datar yang cukup luas. Secara garis besar area tersebut mempunyai kemiringan berkisar 0-15º dan miring merendah dari utara ke selatan dan pembedaan ketinggian berkisar 70 meter, antara tepi utara dengan tepi selatan.
Area Limpakuwus merupakan hamparan luas yang hijau oleh tanaman pakan ternak untuk ternak sapi, khususnya rumput gajah di bagian barat daya dan tanaman sayuran, terutama cabe, tomat, kacang-kacangan dan jagung di bagian timur di kelola petani.
Bangunan sarana dan prasarana yang terdapat di Farm Limpakuwus adalah sebagai berikut:
(1) 4 buah bangunan kandang sapi induk, masing-masing kapasitas 40 ekor dan 60 ekor.
(2) 2 buah bangunan kandang sapi muda dengan kapasitas 100 ekor.
(3) 2 buah bangunan kandang pedet (@ kapasitas 70 ekor).
(4) 1 buah bangunan gudang pakan dan prosesnya.
(5) 1 buah bangunan kantin dan fasilitasnya.
(6) 1 buah bangunan klinik hewan.
(7) 1 buah bangunan tempat timbangan dan perawatan.
(8) 4 buah bangunan rumah.
(9) 1 buah bangunan Silo.
(10) 1 buah pos jaga dengan biosecurity gate.
(11) 1 unit IPAL, belum berfungsi dengan baik.
1.10.3 Farm Manggala
Area Farm Manggala terpisah dari Farm Limpakuwus dan Farm Tegalsari yang keduanya ini berada di kawasan wisata Baturraden. Area Farm Manggala memiliki luas sekitar 100 ha yang dibatasi oleh:
11
Sebelah Utara : Hutan milik Perhutani
Sebelah Timur : Jalan desa/ladang
Sebelah Selatan : Jalan desa/pedesaan
Sebelah Barat : Ladang
Kondisi permukaan lahan yang berbentuk agak empat persegi ini sedikit bergelombang rendah. Secara garis besar lahan menurun (0-15º) ke arah selatan, dan ada sebuah bukit kecil berada di tengah tengah area. Sedangkan bangunan sarana dan prasarana yang terdapat di Farm Manggala adalah:
(3) 1 buah bangunan kandang sapi dara.
(4) 1 buah bangunan kantor.
(5) 1 buah gudang HPT dan chopper.
(6) 1 buah gudang konsentrat.
(7) 3 buah bangunan rumah.
1.10.4 Area Munggangsari
Area Munggangsari berada diantara Farm Tegalsari dan Farm Limpakuwus yang memiliki luas 10,098 ha dan dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Hutan Damar milik Perhutani
Sebelah Timur : Hutan Damar milik Perhutani dan lembah Munggangsari
Sebelah Selatan : Perkampungan Munggangsari desa Karangsalam
Sebelah Barat : Tanah perorangan
Penggunaan lahan untuk perumahan dinas dan Pusat Pelatihan Peternak/Training Center (TC). Sedangkan bangunan sarana dan prasarana yang terdapat ditengah area Munggangsari adalah sebagai berikut:
(1) 34 buah rumah dinas dengan berbagai tipe (36, 50, 70 dan 120).
12
(2) 1 buah bangunan Mesjid.
(3) 8 buah bangunan TC yang digunakan antara lain 2 bangunan untuk sekretariat, ruang pertemuan, ruang kelas, asrama, guest house, gudang dan ruang genset.
1.11 Populasi Ternak
Populasi ternak yang berada di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Baturraden dibagi kedalam tiga farm yaitu farm Limpakuwus, farm Tegalsari, dan farm Manggala. Masing-masing farm tersebut memiliki populasi ternak sebagai berikut:
Tabel 1. Populasi Sapi di Farm Tegalsari
Jenis ternak (Sapi)
Populasi
Satuan Ternak
---ekor---
----ST----
Betina Dewasa
355
355,00
Pedet Betina
45
11,25
Jantan Dewasa
23
23,00
Jantan Muda
26
13,00
Pedet Jantan
82
20,50
Jumlah
531
422,75
Sumber : Data Populasi Ternak BBPTUHPT Baturraden (Bulan Januari 2016)
Tabel 2. Populasi Sapi dan Kambing di Farm Limpakuwus
Jenis ternak
Populasi*
Satuan Ternak
Sapi
Kambing PE
Kambing Saanen
---ekor---
---ekor---
---ekor---
--ST--
Betina Dewasa
116
59
138
143,58
Pedet Betina
49
115
5,74
Jantan Dewasa
8
12
2,80
Pedet Jantan
49
54
3,61
Jumlah
116
165
319
155,73
Sumber : Data Populasi Ternak BBPTUHPT Baturraden (Bulan Desember 2015)
13
Tabel 3. Populasi Sapi di Farm Manggala (Sapi Dara)
Kelompok Umur (bulan)
Populasi
Satuan Ternak
---ekor---
----ST----
4 bulan s/d 6 bulan
47
11,75
7 bulan s/d 9 bulan
33
8,25
10 bulan s/d 12 bulan
45
11,25
13 bulan s/d 15 bulan
49
24,50
16 bulan s/d 18 bulan
62
31,00
19 bulan s/d 21 bulan
23
11,50
22 bulan s/d 24 bulan
3
1,50
25 bulan
10
10,00
Jumlah
272
109,75
Sumber : Data Populasi Ternak BBPTUHPT Baturraden (Bulan Desember 2015)
14
II
KEGIATAN UMUM BBPTUHPT BATURRADEN
2.1 Sanitasi dan Biosecurity
Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan. Sedangkan biosecurity dapat diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya infeksi bibit penyakit ke dalam farm.
Sanitasi dan biosecurity pada BBPTUHPT Baturraden ini diterapkan pada pintu masuk disetiap farm dan disetiap pintu kandang. Pada pintu masuk setiap farm disediakan kolam dipping dan sprayer yang telah ditambahkan dengan larutan desinfektan untuk kendaraan yang akan memasuki area farm. Kendaraan yang masuk ke dalam area kantor dan farm harus dilakukan spray dan dipping ban. Kendaraan berhenti minimal 1 menit sehingga bagian luar kendaraan basah semua dan terkena desinfektan.
Setiap kandang, petugas yang memasuki kandang harus melakukan dipping kaki pada kolam dipping yang telah disediakan pada setiap pintu masuk kandang. Petugas yang memasuki kandang harus memakai pakaian khusus dan sepatu boot yang bersih. Selain menyediaan kolam dipping disetiap pintu masuk kandang, untuk menjaga kandang tetap bersih dari kotoran ternak kandang dibersihkan sebanyak 2–3 kali sehari. Tetapi khusus untuk pedet umur 0–1 bulan, pembersihan kandang dilakukan 1 kali sehari untuk menjaga agar kandang tetap dalam kondisi kering. Pada kandang pedet juga dilakukan pengapuran untuk mencegah dan membunuh mikroogranisme dan jamur yang merugikan.
2.2 Perkandangan
Perkandangan yang ada di BBPTUHPT Baturraden farm Tegalsari berdasarkan konstruksi dindingnya dibagi menjadi dua yaitu kandang terbuka dan semi tertutup. Kandang terbuka merupakan kandang yang dindingnya terbuka atau hanya dibuat
15
pagar yang terbuat dari besi agar ternak tidak lepas. Kandang jenis ini untuk sapi-sapi yang dikandangkan di kandang freestall dan kandang jantan muda (G). Sedangkan kandang semi tertutup adalah kandang dengan dinding sebagian (memiliki ventilasi yang lebih lebar). Kandang jenis ini digunakan untuk sapi dewasa yang berada di kandang A, B, C, D, J, F, dan kandang pedet (E, E1, dan E2).
Tipe kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya yang ada di BBPTUHPT Baturraden ini dibedakan menjadi kandang individu dan kandang kelompok. Tipe kandang individu diterapkan pada kandang sapi dewasa yaitu kandang A, B, C, D, J, F, dan kandang pedet (E dan E2). Pada kandang sapi dewasa ini, kandang antar sapi tidak memiliki sekat pembatas melainkan hanya terdapat patok untuk mengikat tali ternak. Sedangkan tipe kandang kelompok diterapkan pada kandang pedet (E1), kandang freestall utara dan freestall selatan, serta kandang jantan muda (G).
Sapi-sapi yang ada di BBPTUHPT Baturraden di farm Tegalsari dikandangkan berdasarkan umur, produksi, dan kesehatan. Untuk anak sapi yang baru dilahirkan sampai berumur empat bulan ditempatkan dikandang E, dimana pada kandang E2 (0 – 1 Bulan), kandang E (1 – 3 Bulan), dan kandang E1 (3 – 4 Bulan). Setelah berumur empat bulan, maka pedet jantan di pindahkan ke kandang jantan atau kandang G yang berada di Tegalsari, sedangkan untuk pedet betina di pindahkan ke farm Manggala untuk pembesaran. Sedangkan untuk sapi dewasa produktif diletakan di kandang A, B, Freestall Selatan. Sapi-sapi bunting dan kering kandang ditempatkan pada kandang C, D. Sapi-sapi non-produktif diletakan dikandang J dan Fresestall Utara. Untuk sapi-sapi yang sakit diletakan dikandang isolasi (F).
2.3 Pemeliharaan Ternak di BBPTUHPT Baturraden
2.3.1 Perawatan Ternak
Agar ternak selalu dalam keadaan bersih, ternak dimandikan dengan cara disiram air dan tubuhnya disikat untuk menghilangkan kotoran yang melekat minimal 1 (satu) kali sehari. Lantai kandang, lingkungan sekitar ternak, tempat pakan dan minum dibersihkan dari sisa pakan, lumut dan kotoran. Untuk ternak laktasi juga
16
dilakukan pembersihan pada bagian ambing terutama pada saat menjelang pemerahan.
Sanitasi kandang dilakukan secara sederhana dengan menggunakan air mengalir dan sapu lidi tanpa menggunakan densifektan. Secara garis besar langkah yang dilakukan pada saat sanitasi kandang yang dilakukan di BBPTUHPT Baturraden adalah sebagai berikut:
(1) Membersihkan bak pakan (dilakukan pada pagi hari).
(2) Membersihkan kotoran padat di lantai dengan menggunakan sodokan dan didorong ke parit.
(3) Menyemprot lantai dengan air bersih dan menyapunya dengan sapu lidi.
(4) Membersihkan parit.
Biosecurity dilaksanakan untuk mencegah masuknya bibit penyakit dari luar farm dan menekan jumlah mikroorganisme patogen dilingkungan farm. Kegiatan biosecurity yang telah dilaksanakan meliputi sanitasi dan desinfeksi. Dimulai dari pintu gerbang dengan memberikan desinfektan pada biosecurity gate, juga didepan kandang disediakan ember berisi larutan desinfektan untuk cuci tangan dan kaki sebelum masuk kandang. Seminggu sekali dilakukan desinfeksi kandang dan lingkungan secara menyeluruh.
2.3.2 Penyediaan dan Pemberian Pakan
(1) Penyediaan Konsentrat
Konsentrat yang digunakan di BBPTUHPT Baturraden merupakan konsentrat yang diolah secara mandiri di lingkungan balai. Pembuatan atau pencampuran konsentrat dilaksanakan di gudang pakan dengan menggunakan mesin feedmill berkapasitas satu ton. Kegiatan yang dilakukan di dalam gudang adalah persiapan bahan, pencampuran dan pengemasan (karung 50 kg) kemudian distribusi ke kandang atau farm Manggala. Bahan-bahan yang digunakan adalah bungkil kelapa, bungkil kedelai, pollard, Corn Gluten Meal (CGM), Corn Gluten Feed (CGF),
17
mineral, onggok, dan tepung jagung. Formulasi ransum yang digunakan sesuai dengan kondisi dan umur ternak.
Bahan-bahan tersebut dibuat campuran konsentrat dengan komposisi dalam 4 (empat) formula yaitu:
(a) Formula 1 untuk sapi induk dewasa produksi tinggi > 20 liter/ekor/hari.
(b) Formula 2 untuk sapi induk dewasa produksi sedang < 20 liter/ekor/hari dan dara.
(c) Formula Pedet untuk sapi pedet (Umur 4 bulan - 6 bulan).
(d) Formula Calf Starter untuk pedet (Umur 8 hari - 4 bulan).
(e) Formula Kambing digunakan untuk ternak kambing yang ada di Limpakuwus.
Tabel 4. Komposisi Formulasi Pakan Konsentrat
No
Bahan
Komposisi (%)
F1
F2
Pedet
Calf Starter
Kambing
1
Bungkil kelapa
15
15
15
10
13
2
Bungkil kedelai
2
0
4
10
0
3
Pollard
29
25
40
43
65
4
Mineral
2
2
2
2
2
5
CGM
40
40
25
25
15
6
CGF
2
0
7
10
0
7
Onggok
10
18
7
0
0
8
Tepung Jagung
0
0
0
0
5
Jumlah
100
100
100
100
100
Sumber : Data Formulasi Pakan BBPTUHPT (Bulan Januari 2016)
(2) Penyediaan Hijauan Pakan Ternak
Rumput yang ditanam pada lahan BBPTUHPT Baturraden tahun 2016 seluas 70 Ha, yang terbagi 40 Ha di lokasi Farm Limpakuwus dan 15 Ha di Tegalsari, Farm Manggala 15 Ha. Produksi rumput yang dihasilkan untuk konsumsi ternak tahun
18
2013 sebesar 13.003.782 kg yang terdiri dari Farm Tegalsari sebesar 6.081.616 kg, Farm Limpakuwus sebesar 6.535.519 kg dan Farm Manggala sebesar 1.498.528 kg.
Beberapa jenis varietas rumput yang ditanam antara lain:
(a) Rumput Raja (King Grass), yang merupakan hasil persilangan antara Pennisetum purpureum dengan Penisetum thypoides.
(b) Rumput Gajah (Pennissetum purpureum), asal tanaman rumput ini dari Afrika tropis.
Perawatan dan pemupukan rumput dilakukan 1 sampai 2 kali per tahun dengan pupuk an organik dan pupuk organik. Selain lahan untuk tanaman rumput juga terdapat legume yang di tanam sekitar area farm juga lahan khusus tanaman legume. Luas untuk tanaman legume sendiri mencapai kurang lebih 8 Ha.
Luas padang penggembalaan total 30 ha, terdiri dari 5 ha di Farm Tegalsari dan 5 ha Farm Limpakuwus 20 ha di Manggala. Padang gembalaan seluas 0,5 Ha beralih fungsi menjadi area study teknis, sehingga untuk kepentingan penggembalaan dapat memanfaatkan area yang masih ada secara baik.
Sedangkan dalam upaya mempertahankan budidaya hijauan pakan ternak dan sebagai media informasi tentang hijauan pakan ternak bagi pihak luar Balai maka Balai merawat kebun koleksi seluas 0,5 hektar yang ditanami berbagai jenis tanaman, antara lain jenis Srugum vulgare, Gran panic, King grass, Panicum Muticum, Brachiaria decumben, Brachiria ruziensin, Dwraf napier, Setaria slendida, Setaria spacelata, Star grass, Mexicana, Gajah afrika, Gajah thailand, Gajah haway dan Desmodium, Aracis pintoi.
(3) Pemberian Pakan
Pemberian pakan di BBPTUHPT Baturraden disesuaikan dengan kondisi dan umur ternak baik dari segi frekuensi maupun kuantitas yang diberikan. Manajemen pemberian pakan yang dilaksanakan di BBPTUHPT Baturraden adalah sebagai berikut:
19
(a) Pedet
Pemberian pakan di BBPTUHPT Baturraden disesuaikan dengan kondisi dan umur ternak baik dari segi frekuensi maupun kuantitas yang diberikan. Manajemen pemberian pakan yang dilaksanakan di BBPTUHPT Baturraden adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Jadwal Pemberian Kolostrum
Umur
(hari)
Frekuensi (kali)
Waktu (Jam)
06.00
10.00
15.00
20.00
1 – 3
4
√
√
√
√
4 – 6
3
√
√
√
-
7
2
√
-
-
√
Sumber : Data Jadwal Pemberian Pakan di BBPTUHPT Baturraden
Pada umur delapan hari pedet mulai dilatih untuk memakan hijauan dan calf starter dengan frekuensi pemberian satu kali satu hari sedangkan untuk susu diberikan dua kali sehari dan jumlah sebagai berikut:
Tabel 6. Pemberian Pakan pada Pedet
Umur (bulan)
Susu (L/hr)
Calfstarter (kg/hr)
Konsentrat (kg/hr)
Rumput (kg/hr)
Air
8 hari - 1
6
0,25
-
2,5
Adlibitum
1 – 2
5
0,50
-
7,5
Adlibitum
2 – 3
4
0,75
10,0
Adlibitum
3 – 3,5
4
1,00
0,25
12,5
Adlibitum
3,5 – 4
3
1,00
0,50
15,0
Adlibitum
4 – 5
-
-
2,00
20,0
Adlibitum
5 – 6
-
-
2,50
30,0
Adlibitum
Sumber : Data Pemberian Pakan di BPPTUHPT Baturraden
20
(b) Ternak Muda
Sapi betina muda di pelihara dan dibesarkan di farm pembesaran Manggala hingga bunting umur 7 bulan. Sedangkan sapi muda jantan dibesarkan di Farm Tegalsari. Pemberian pakan untuk sapi muda adalah 4-6 kg/ekor/hari konsentrat, hijauan sebanyak 25-30 kg/ekor/hari, dan complete feed 5 kg/3kor/hari. Pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari dengan kondisi terpisah. Air disediakan secara adlibitum.
(c) Induk (Dewasa)
Pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik secara kuantitas maupun kualitas pakan. Sapi induk diberi konsentrat sebanyak 7-9 kg/ekor/hari, hijauan 45 kg/ekor/hari, legume 2-3 kg/ekor/hari, completed feed 7 kg/ekor/hari. Pakan diberikan dalam bentuk Total Mixed Ration (TMR) yaitu hijauan, konsentrat dan complete feed yang di campurkan dalam mesin yang di sebut dengan mesin pencacah rumput dan pencampur pakan (Jaylor). Pemberian pakan dilakukan 2-3 kali sehari.
(d) Jantan dan Sapi Karantina
Pemberian pakan pada jantan terdiri dari hijauan, konsentrat, jerami. Pemberian hijauan pada jantan dan sapi-sapi yang berada dikandang karantina yaitu sekitar 40-50 kg/ekor, sedangkan pemberian konsentrat sekitar 5 kg/ekor dan pemberian jerami kurang lebih 10 kg/ekor.
2.3.3 Perkawinan
Manajemen perkawinan ternak di BBPTUHPT Baturraden dimulai pada saat sapi dara sudah berumur minimal 15 bulan dengan berat badan diatas 275 kg. Pengamatan birahi dan inseminasi buatan dilaksanakan sesuai SOP pada kegiatan
21
penanganan reproduksi ternak yang dijelaskan secara detail pada manajemen reproduksi ternak.
2.3.4 Pemerahan
Kegiatan pemerahan dilaksanakan pada kelompok sapi laktasi secara apuh dan higienis sebanyak 2 kali sehari. Pada tahun 2016 ini waktu pemerahan pagi pukul 04.30 s.d 07.30 WIB dan pemerahan sore pukul 15.30 s.d. 18.00 WIB. Pemerahan dilakukan menggunakan milking parlour, mesin perah dan manual.
Pemerahan di milking parlour dilakukan untuk ternak dengan produksi di bawah 15 kg/hari yaitu sapi-sapi yang berada di kandang freestall. Sedangkan untuk sapi-sapi yang berada di kandang pemerahan dilakukan dengan menggunakan mesin perah portable (Portable Milking Machine).
Persiapan pemerahan dilakukan dengan membersihkan lingkungan kandang, kemudian membersihkan ambing sapi, mengeringkan ambing dengan tissue, memasang mesin perah, menunggu hingga susu benar-benar habis, kemudian puting sapi segera di dipping. Susu kemudian di timbang dan dicatat produksinya.
2.4 Manajemen Kesehatan Ternak dan Kesmavet
2.4.1 Kesehatan Ternak
Program utama kegiatan kesehatan hewan adalah melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit hewan serta kegiatan pengembangan kesehatan hewan. Meliputi pengendalian dan penanganan kesehatan hewan secara preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan/recovery). Adapun kegiatan Kesehatan Hewan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
(1) Uji Laboratotium dan Uji Surveilance Penyakit
Uji laboratorium bertujuan untuk mengetahui secara laboratoris kondisi kesehatan sapi dan peneguhan diagnosa apabila terjadi kasus gangguan kesehatan.
22
Sampel yang diuji berupa feces ternak. Pengujian dilakukan di Laboratorium balai juga bekerja sama dengan Balai Besar Veteriner Wates.
(2) Pemeriksaan Kesehatan dan Penanganan Kasus Penyakit Ternak
Pemeriksaan kesehatan ternak dilakukan rutin setiap hari terhadap seluruh ternak di farm meliputi pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan klinis serta semua aspek yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung yang mempengaruhi kesehatan hewan. Tahap pemeriksaan kesehatan umum dan reproduksi ternak sebagai berikut:
(a) Anamnesa dilakukan untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita oleh ternak, induknya maupun teman sekandangnya.
(b) Pemeriksaan umum terhadap ternak dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan umum meliputi:
keadaan umum
bulu dan kulit
temperature tubuh
frekuensi pernapasan
frekuensi denyut nadi
selaput lendir
susunan urat syaraf
susunan alat pernapasan
susunan alat pencernaan
alat peredaran darah
anggota gerak.
(c) Pemeriksaan klinis.
(d) Menentukan diagnosa dan metoda pengobatan.
(e) Pemantauan perkembangan penyakit/kesembuhan.
23
(3) Pemeriksaan dan Pengobatan Mastitis
Pemeriksaan mastitis secara rutin dilakukan 1 kali dalam 1 minggu pada keempat kuartir ambing. Pemeriksaan dilakukan terhadap semua sapi laktasi dengan metode California Mastitis Test (CMT). Pengobatan diberikan pada ternak yang positif terdeteksi mastitis. Pengobatan mastitis menggunakan antibiotik yang disuntikan secara intramammary pada puting yang terdeteksi positif mastitis.
(4) Pengobatan Cacing
Pemberian obat cacing dilakukan secara serempak dengan menggunakan jenis obat yang sesuai (aman) menurut status reproduksi masing-masing ternak. Kegiatan ini merupakan tindakan pencegahan agar ternak bebas dari infeksi cacing. Pemberian obat cacing dilakukan secara berkala yaitu enam bulan sekali dengan cara peroral.
(5) Pengobatan Ektoparasit
Pengobatan ektoparasit dilaksanakan apabila terjadi kasus berdasarkan pemeriksaan di lapangan. Jika ditemukan paparan ektoparasit pada ternak, tim medis segera melakukan penanganan dan pengobatan agar ternak bebas dari gangguan ektoparasit tersebut. Paparan ektoparasit di farm terlihat dengan adanya kasus ringworm/dermatitis, miasis dan kutu pada vagina.
(6) Perawatan Kuku
Perawatan kuku dilaksanakan setiap 6 bulan sekali untuk masing-masing ternak. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan kuku dan tracak serta mencegah adanya infeksi akibat benda asing/luka pada kuku. Pemotongan kuku dilakukan dengan menggunakan alat khusus (pisau pemotong kuku), dan diikuti dengan pemberian antiseptik setelah potong kuku selesai.
24
(7) Pemotongan Tanduk
Pemotongan tanduk dilakukan pada ternak betina sebelum berumur 7 hari menggunakan caustic soda. Sedangkan bagi sapi dewasa yang tanduknya sudah terlanjur panjang, bisa dipotong dengan menggunakan gergaji.
(8) Pemotongan Puting Berlebih
Pemotongan puting tambahan ini dilakukan pada pedet umur 1-2 minggu. Caranya yaitu: cuci dan desinfeksi terlebih dahulu sekeliling puting itu, kemudian puting ditarik dan dipotong dengan gunting yang tajam. Dan pada saat itu juga luka itu dioleskan dengan yodium.
(9) Pemeriksaan Pasca Mati
Pemeriksaan Pasca Mati/bedah bangkai dilakukan oleh tim Medis apabila ada ternak yang mati. Bertujuan untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian dan perubahan pasca mati yang terjadi pada organ tubuh ternak. Pengambilan sampel organ dapat dilakukan apabila dicurigai ada infestasi bakteri/virus sebagai media peneguhan diagnosa.
2.4.2 Kesmavet (Labolatorium)
Laboratorium melakukan kegiatan yang menunjang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) terutama dalam pengujian susu.
(1) Uji Organoleptik
Pengujian mutu secara fisik dapat dilakukan secara sederhana dan mudah dilakukan antara lain :
(a) Uji Warna, susu normal berwarna putih
(b) Uji Bau, susu yang normal bau susu
(c) Uji Rasa, rasa susu yang normal agak manis
25
(2) Uji Kualitas Susu
Di laboratorium Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) BBPTUHPT Baturraden pemeriksaan susunan susu menggunakan alat “milk analysis” yang sangat bermanfaat dalam pemeriksaan susu secara cepat. Dalam waktu 10 menit untuk pemeriksaan per sampel susu sudah dapat diketahui kadar lemak, berat jenis, kadar laktosa, kadar bahan kering tanpa lemak, kadar protein dan kadar air.
(3) Uji Rezasurin
Uji Rezasurin bertujuan untuk mengetahui aktivitas bakteri dalam susu. Pengujian ini dilakukan satu minggu sekali. Sampel diambil dari milkcan dan cooling unit. Uji rezasurin ini menggunakan peralatan waterbath dan lovibond. Lovibond mempunyai skala maksimal angka 6. Susu yang layak untuk konsumsi harus mencapai minimal skala 4.
(4) Pemeriksaan Parasit
Jika ada sapi yang terindikasi menderita cacingan (terinfeksi endoparasit), diambil sampel fesesnya kemudian diperiksa secara natif dan sentrifus di laboratorium. Hasilnya akan terlihat telur cacing, kemudian diidentifikasi species parasit tersebut. Hasil pemeriksaan ini dijadikan peneguhan diagnosa infeksi endoparasit yang menyerang sapi.
(5) Sterilisasi Alat dan Ruangan Labolatorium
Sterilisasi alat laboratorium dilakukan rutin seminggu sekali. Hal ini dilakukan untuk persiapan alat dalam pengujian dengan jangka waktu satu minggu. Strelisasi ruangan dilakukan apabila diperlukan atau bersifat insidental. Sterilisasi ruangan ini menggunakan sinar ultra violet yang dinyalakan selama 8 jam.
26
2.5 Manajemen Reproduksi Ternak
Kegiatan reproduksi meliputi Inseminasi Buatan (IB), Pemeriksaan Kebuntingan (PKB), Transfer Embrio (TE), Pertolongan kelahiran, Pemeriksaan reproduksi/sterility control dan pengeringan.
(1) Inseminasi Buatan
Metode perkawinan yang dilakukan di BBPTUHPT adalah IB dan TE. Pengamatan birahi dilakukan setiap hari berdasarkan data perkiraan birahi ternak dan pengamatan umum gejala birahi terhadap semua sapi betina dara siap kawin/sapi dewasa di kandang. Hal ini penting dalam penentuan waktu IB yang tepat. Untuk mendapatkan efisiensi reproduksi yang baik banyaknya perkawinan dengan IB (kawin suntik) untuk setiap ekor sapi sampai menjadi bunting paling banyak dilakukan 2 kali perkawinan. Apabila seekor sapi dikawinkan lebih dari 2 kali dan tidak bunting, harus dilakukan pemeriksaan dan penanganan reproduksi.
(2) Pemeriksaan Kebuntingan
Pemeriksaan kebuntingan dilakukan menggunakan metode palpasi per rektal terhadap uterus dan isinya. Diagnosa memakai metode ini dapat dilakukan 60 hari sesudah inseminasi buatan.
(3) Pelaksaan Transfer Embrio (TE)
Transfer Embrio merupakan salah satu aplikasi Teknologi Reproduksi dan bertujuan meningkatkan populasi dan mutu genetik sapi secara cepat. Pada prinsipnya TE ini dibagi dalam 2 kegiatan yaitu produksi embrio dan transfer embrio pada resipien.
(4) Pertolongan Kelahiran
Pertolongan kelahiran dilakukan apabila terjadi kesulitan kelahiran. Bertujuan untuk menyelamatkan pedet dan mempertahankan kesehatan induk.
27
(5) Pemeriksaan Reproduksi (sterility Control)
Pemeriksaan kesehatan reproduksi sangat penting untuk mengetahui status kondisi reproduksi dan diagnosa gangguan kesehatan reproduksi. Selain itu juga dapat mengukur kesuburan ternak, kondisi kemajiran ringan (infertile) atau kondisi kemajiran tetap (steril).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi reproduksi ternak yaitu hormonal, pengelolaan ternak, penyakit kelamin menular, kelainan anatomi, kelainan patologi, dan lingkungan. Tindakan pengobatan dilakukan sebagai upaya agar sapi perah mempunyai status reproduksi yang baik.
(6) Program Pengeringan
Tujuan dari program pengeringan adalah memberikan kesempatan ambing istiharat dalam kondisi sehat untuk mempersiapkan periode laktasi berikutnya. Pengeringan dilakukan pada sapi induk laktasi yang sudah bunting umur 7 bulan dan sapi laktasi dengan produksi ≤10 liter hari atau sudah 305 hari laktasi, sapi sakit. Metode pengeringan dilakukan dengan cara “pemerahan berselang kombinasi penghentian pemberian konsentrat dengan tiba-tiba“. Pengeringan dengan menggunakan pemerahan berselang merupakan cara yang efektif dan memperkecil timbulnya gangguan kesehatan pada ambing. Waktu yang diperlukan dalam proses pengeringan berkisar 3 (tiga) minggu sebelum usia kebuntingan ternak 7 bulan tergantung jumlah produksi pada akhir pemerahan. Untuk mencegah terjadinya mastitis pada periode laktasi berikutnya, setelah selesai proses pengeringan diberikan obat mastitis masa kering secara intra mammary.
(7) Pemeriksaan Semen Beku
Pemeriksaan frozen semen menggunakan mikroskop sebagai upaya untuk memantau kualitas semen yang digunakan di farm dan memeriksa kondisi semen saat straw baru datang.
28
2.6 Manajemen Pembibitan Ternak (Pemuliaan Ternak)
(1) Recording Ternak
Setiap pedet yang lahir dibuat Berita Acara Kelahiran Ternak, sekaligus sebagai Akte Kelahiran dan tercatat dalam kartu rekording individu ternak. Catatan ini meliputi identifikasi ternak, foto/sketsa gambar ternak, nomor registrasi (eartag), nama, jenis kelamin, bobot lahir, tanggal lahir, silsilah sampai dua generasi keatas (bapak, induk, kakek, nenek) dan beberapa catatan pertumbuhan serta kesehatan. Selanjutnya dicatat pula hasil penimbangan/pengukuran, perkawinan dan catatan produksi susu per individu ternak.
(2) Identifikasi Ternak Berbasis Microchip
Yaitu sebuah sistem recording ternak yang menggunakan teknologi microchip. Pemasangan ini dilakukan melalui eartag dan akan mencatat kondisi ternak secara otomatis. Baik dari segi pertumbuhan, produksi maupun kondisi kesehatan ternak.
(3) Program Breeding
Perkawinan yang dilaksanakan di Balai menggunakan semen beku dan embrio beku yang berasal dari beberapa sumber. Semen beku di peroleh dari Balai Inseminasi Buatan, BBIB Singosari dan import dari USA. Semen dan embrio beku dipilih berdasarkan mutu genetik dan kemampuan produksi susu.
(4) Bodi Conditional Score (BCS)
BCS adalah metode pengukuran kritis terhadap keefektifan sistem pemberian pakan pada sapi perah, bertujuan untuk mengetahui pencapaian standar kecukupan cadangan lemak tubuh yang akan mempengaruhi dalam penampilan produksi susu, efisiensi reproduksi dan herd longevity. Standar penilaian untuk kondisi tubuh ternak
29
terdapat pada Tabel 7. Penilaian kondisi tubuh bibit sapi perah di BBPTUHPT Baturraden dilakukan pada periode fisiologis tertentu yaitu pada saat:
(a) Beranak (postpartus)
(b) Setelah beranak (1 bulan postpartus)
(c) Dikawinkan (3 bulan postpartus)
(d) Pemeriksaan kebuntingan/PKB (6 bulan postpartus)
(e) Periode laktasi (9 bulan postpartus)
(f) Periode kering (1 bulan prepartus).
Tabel 7. Standar Body Condition Score Ternak
No
Periode Fisiologis
Standar BCS
1
Beranak (postpartus)
3,25 – 3,75
2
Setelah beranak (1 bulan postpartus)
3,00 – 3,50
3
Dikawinkan (3 bulan postpartus)
2,75 – 3,25
4
Pemeriksaan kebuntingan/PKB
3,00 – 3,50
5
Periode kering (1 bulan prepartus)
3,50 – 4,00
Sumber : SOP Yanbit BPPTUHPT Baturraden (2015)
(5) Penimbangan dan Pengukuran Pertumbuhan
Penimbangan dan pengukuran pertumbuhan dilaksanakan setiap bulan untuk mengetahui performa bibit sapi perah dari sejak lahir sampai dengan umur 18 bulan. Penimbangan dilaukan dengan timbangan kandang yang terdapat di area farm dan juga timbangan di kandang pedet.
Pengukuran pertumbuhan yang dilakukan adalah melihat pertumbuhan ternak dilihat dari lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan. Penguluran dilakukan menggunakan pita ukur dan tongkat ukur.
30
(6) Seleksi dan Afkir
Kegiatan seleksi ternak dilakukan berdasarkan penilaian terhadap faktor umur, BCS/performa, pertumbuhan berat badan, kesehatan dan reproduksi, nilai grade, produksi, dan NP (Nilai Pemuliaan). Hasil seleksi dibedakan antara sapi bibit dan non bibit, jantan dan betina. Penilaian bibit ini dilakukan dengan menggunakan Standar Nasional Indonesia.
2.7 Manajemen Pemasaran
2.7.1 Penjualan Bibit Sapi Perah Unggul
(1) Persiapan
Konsumen membuat surat pemesanan ditujukan kepada Kepala Balai.
Disposisi Kepala Balai ditujukan ke Bidang Pemasaran dan Informasi.
Kepala Seksi Pemasaran memberikan jawaban kepada Konsumen mengenai ketersediaan bibit betina dan bibit jantan.
Kepala Seksi Pemasaran/Tim Penjulalan Ternak membuat harga limit/HPS sapi bibit betina/bibit jantan.
(2) Pelaksanaan
Kepala Seksi Pemasaran, Tim Penjualan Ternak dan Konsumen melihat fisik barang.
Kepala Seksi Pemasaran/Tim Penjualan Ternak melakukan negosiasi harga sapi bibit betina/bibit jantan dengan Konsumen.
Kepala Seksi Pemasaran/Tim Penjualan Ternak membuat faktur penjualan.
Konsumen melakukan pembayaran pembelian sapi bibit betina/bibit jantan sesuai harga hasil negosiasi yang tertera dalam faktur kepada Kepala Bagian Program dan Keuangan Bendahara Penerima.
31
Kepala Seksi Pemasaran/Tim Penjualan Ternak menyerahkan sapi bibit betina/ bibit jantan kepada Konsumen. Disertai dokumen lain: (a) Sertifikat/Kartu identitas; (b) Surat Keterangan Ternak (Surat Jalan).
(3) Penyelesaian
Kepala Seksi Pemasaran/Tim Penjualan Ternak melaporkan kegiatan kepada penjualan ternak kepada Kepala Balai
Kepala Seksi Pemasaran/Tim Penjualan Ternak mengarsipkan dokumen kegiatan kepada penjualan ternak.
2.7.2 Penjualan Sapi Secara Langsung
(1) Persiapan
Disposisi Kepala Balai untuk melakukan penjualan ternak.
Melihat obyek jual.
Menaksir harga ternak /HPS (Harga Perkiraan Sendiri).
Menghubungi calon pembeli ternak via langsung atau melalui media elektronik.
(2) Pelaksanaan
Melaksanakan negosiasi harga dengan calon pembeli ternak.
Melakukan transaksi penjualan ternak.
Membuat faktur pembayaran dan ditanda tangani oleh pembeli ternak.
Pembeli melakukan pembayaran langsung melalui Bendahara Penerimaan BBPTUHPT Baturraden.
Pembeli menerima bukti pembayaran lunas dari Bendahara penerimaan.
Pengambilan ternak oleh pembeli pada jam dinas dengan cara menunjukkan bukti pembayaran lunas kepada petugas farm sebagai syarat penyerahan barang/pengambilan ternak.
32
Bendahara penerimaan segera menyetorkan uang ke kas negara maksimal satu minggu dari penerimaan uang pembeli dengan batasan nilai 20 juta rupiah. Bila melebihi nilai tersebut maka harus langsung disetorkan ke Kas Negara.
(3) Penyelesaian
Kepala Seksi Pemasaran/Tim Penjualan Ternak melaporkan kegiatan kepada kepada Kepala Balai.
Kepala Seksi Pemasaran/Tim Penjualan Ternak mengarsipkan dokumen kegiatan.
2.7.3 Lelang Ternak
(1) Persiapan
Menginventarisir obyek ternak lelang.
Evaluasi akhir/finalisasi obyek ternak lelang.
Evaluasi administrasi dan fisik obyek ternak lelang.
Membuat konsep Surat Keputusan Kepala Balai tentang Pembentukan Panitia Lelang Lernak.
Membuat konsep Surat Keputusan Kepala Balai tentang Penunjukan Pejabat Penjual Ternak.
Membuat Surat ke Dinas Peternakan Kabupatrn Banyumas tentang Informasi Harga ternak.
Pengukuran bobot badan ternak obyek lelang.
Menaksir harga ternak.
Menyusun harga Limit ternak obyek lelang.
Mengurus Surat jalan ternak.
Menginventarisir administrasi dokumen pendukung.
33
Menyusun Pengumuman Lelang Ternak.
Mengumumkan Pelaksanaan lelang ternak melalalui media cetak dan pada papan pengumuman .
Melaksanakan anwizing (penjelasan lelang) dan mengajak calon peserta lelang melihat obyek lelang.
Menyiapkan alat tulis dan white board untuk pelaksanaan lelang.
Menyiapkan tempat lokasi lelang ternak.
(2) Pelaksaan
Fasilitasi KPKNL (Kantor Perbendaharaan Kekayaan Negara dan Lelang) untuk pendaftaran peserta lelang ternak dan uang jaminan.
Pembukaan Lelang Ternak.
Pelaksanaan lelang oleh Pejabat Lelang dari KPKNL Purwokerto.
Pembayaran/pengambilan uang jaminan peserta lelang.
Pengambilan ternak oleh pemenang lelang disertai Sertifikat/Kartu identitas, Surat Keterangan Ternak (Surat Jalan).
(3) Penyelesaian
Mengonsep laporan pelaksanaan lelang.
Copy Risalah Lelang dari kantor KPKNL.
Menyiapkan draft laporan ke Bidang.
Memperbaiki Final Laporan.
2.7.4 Penjualan Susu
(1) Persiapan
Menyiapkan alat tulis.
Mengontrol kesiapan peralatan susu (Milk Can, Timbangan, Kain Saringan).
34
Menyiapkan peralatan uji kualitas susu
Menyiapkan bahan uji kualitas susu (Cek kadar alkohol, membuat larutan alkohol 70-73 persen).
(2) Pelaksanaan
Menguji kualitas susu dan sortir
(a) Menguji susu dengan alkohol
(b) Menguji kualitas BJ
(c) Mensotir susu
(d) Menakar, menimbang susu
Mencatat jumlah susu yang diterima dari seksi Yantek
(a) Mencatat jumlah susu yang diafkir
(b) Mencatat jumlah susu yang lolos uji (Alkohol dan BJ)
(c) Membuat BAST dengan seksi Yantek
Melakukan distribusi susu
(a) Susu bantuan/relasi
- Relasi Karyawan
- Relasi Pejabat
- Relasi Posyandu
- Relasi Tamu Dinas
(b) Susu yang dipasarkan
(c) Membuat AST dengan pihak III (KPRI)
(3) Penyelesaian
Mencuci alat-alat
Menyimpan alat-alat dan bahan uji
Membukukan jumlah penerimaan susu dari seksi Pelayanan dan Teknis (Buku penerimaan susu pagi dan sore, farm Tegalsari dan farm Limpakuwus)
35
Membukukan distribusi susu
(a) Buku Relasi karyawan
(b) Buku Relasi Pejabat
(c) Buku Relasi Posyandu
(d) Relasi Tamu Dinas
36
DAFTAR PUSTAKA
BBPTUHPT Baturraden. 2015. SOP Yanbit. Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Baturraden. Purwokerto.
BBPTUHPT Baturraden. 2015. Profil Balai. Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Baturraden. Purwokerto.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar